Penanaman kedelai di kawasan transmigrasi kurangi impor

Rabu, 20 Maret 2013 - 17:12 WIB
Penanaman kedelai di kawasan transmigrasi kurangi impor
Penanaman kedelai di kawasan transmigrasi kurangi impor
A A A
Sindonews.com - Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), Roosari Tyas Wardani menuturkan, penanaman kedelai di lahan transmigrasi dipadukan dengan program transmigrasi lainnya.

"Sehingga mampu menambah produksi kedelai nasional dan mengurangi impor kedelai," katanya dalam keterangan tertulis kepada Sindonews, Rabu (20/3/2013).

Menurut Roosari, saat ini kebutuhan kedelai per tahun sekitar dua juta ton. Sementara, produksi dalam negeri hanya sekitar 800 ribu per ton, sehingga masih membutuhkan impor sekitar 1,2 juta ton per tahun. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini akan berdampak buruk terhadap perekonomian Nasional, kelangsungan hidup petani, kebutuhan pangan Indonesia, dan industri yang berbahan baku kedelai.

"Penanaman kedelai ini bisa menambah pendapatan petani transmigran dan meningkatkan kesejahtraan transmigran serta masyarakat di sekitar kawasan transmigrasi," ujarnya.

Dia mencontohkan, keberhasilan penanaman kedelai dan padi adalah Kawasan KTM Telang Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Saat ini telah dikembangkan penangkaran benih kedelai dengan label ungu, varietas Tanggamus, Anjosmoro, Kepak Kuning, Kepak Hijau, seluas 10 hektare (ha) dan produksi 2-2,5 ton per ha. Sehingga total produksi sekitar 25 ton.

Produksi kedelai tersebut akan digunakan sebagai benih dengan label Biru untuk dikembangkan pada musim tanam berikutnya. Kegiatan pembenihan ini oleh lembaga pembenihan/seed center yang dikelola masyarakat.

Sedangkan dalam bidang pengembangan padi dengan mekanisasi di KTM Telang, kata dia, telah dilaksanakan pada lahan 200 ha sebagai pilot project yang diharapkan dapat diterapkan seluruh masyarakat di KTM Telang. Hasil produksi padi per ha mencapai 5 ton, sehingga produksi padi pada lahan 200 ha dapat mencapai 1.000 ton gabah kering giling (GKG)

"Untuk mendorong berkembangnya sentra produksi pangan adalah pendampingan untuk transfer inovasi teknologi budidaya sejak awal penempatan dan tersedianya lembaga-lembaga pendukung lainnya termasuk aspek penyiapan modal usaha tani," kata Roosari.

Untuk mengembangan penanaman dan produksi kedelai, lanjut dia, dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak terkait, terutama lintas kementerian, Pemda dan kalangan pengusaha swasta.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5734 seconds (0.1#10.140)