Sentimen luar negeri beri tekanan ke rupiah
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat valas, Rahadyo Anggoro Widagdo memproyeksikan pada hari ini nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika (USD/IDR) masih akan melemah dipengaruhi oleh sentimen dari luar negeri terutama keputusan Siprus terhadap paket bailout ECB.
"Untuk hari ini, USD/IDR akan masih melemah dan diprediksi di level 9.715-9.735. Sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah masih dari sentimen global mengenai keputusan Siprus terhadap paket bailout ECB," kata Rahadyo, Kamis (21/3/2013)
Sementara dari dalam negeri, lanjut Rahadyo, Deputy Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa BI akan memulai merilis referebce rate IDR terbaru mulai bulan April. "Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pelaku pasar untuk menggunakan patokan dalam negeri untuk kontrak forward," lanjut dia.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan bahwa defisit 2013 mungkin lebih tinggi 2 persen dari PDB (target pemerintah 1,65 persen) karena biaya subsidi yang lebih tinggi, penerimaan pajak yang lebih rendah dan penurunan ekspor.
Sebelumnya pada hari Rabu (20/3/2013) rupiah ditutup melemah ke level 9.725/9.728 setelah sebelumnya pada hari Selasa (19/3/2013) USD/IDR ditutup dilevel 9.714/9.716. "Kondisi ini dipengaruhi keputusan dari parlemen Siprus yang menolak rencana pengenaan pajak bagi simpanan di bank," terang Rahadyo.
Namun bukan berarti Siprus selamat. Siprus hanya memiliki waktu 24 jam untuk menentukan nasibnya. Sebelum bank-bank Siprus buka kembali pada Kamis (21/3), Siprus dan Troika yang terdiri dari Komisi Eropa, IMF, dan ECB harus sudah menetapkan solusi bagi bailout Siprus.
"Jika tidak, dana bailout 10 miliar euro terancam batal sehingga perbankan bahkan ekonomi Siprus dalam bahaya besar. Kemarin, parlemen Siprus menolak syarat pemajakan seluruh simpanan nasabah dengan hasil voting 36-0, dan 19 abstain," kata Rahadyo.
Menteri Keuangan Luxembourg Luc Frieden mendesak menteri keuangan dari 17 negara zona Eropa untuk segera berkumpul membahas paket baru.
Frieden menyebut penolakan Siprus sebagai kabar yang menyedihkan. Situasi ini bukan hasil yang bagus, baik buat Siprus maupun zona Euro.
Presiden Siprus Nicos Anastasiades mengatakan, alternatif paket akan menjadi penderitaan bagi siprus sebab ECB bisa jadi akan memotong pendanaannya kepada salah satu bank Siprus.
Para pejabat Troika kini berkumpul di Ibu Kota Siprus membahas langkah capital control yang bisa dilakukan Siprus dan kemungkinan untuk menunda waktu buka bank.
Bantuan ECB atas bank-bank Siprus kini menjadi fokus. Pasalnya, surat utang pemerintah Siprus sudah tak bisa lagi dijadikan jaminan untuk melakukan refinancing sejak Juni 2012.
Tiga lembaga rating telah memangkas ratingnya menjadi obligasi sampah alias berpredikat junk rate. Akibatnya, bank-bank Siprus tergantung pada bantuan likuiditas darurat (emergency lending assistance/ELA) dari bank sentral Siprus.
Di sini, mereka menerima pinjaman dengan bunga yang lebih tinggi namun harus dengan persetujuan ECB. Jika ECB berpikir bahwa situasi tak dapat dipertahankan lagi, ia bisa menolak provisi untuk dana itu. Namun, dalam pernyataannya pasca voting parlemen, ECB berkata akan tetap menyediakan dana sejauh 'masih mengikuti aturan yang ada.
"Untuk hari ini, USD/IDR akan masih melemah dan diprediksi di level 9.715-9.735. Sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah masih dari sentimen global mengenai keputusan Siprus terhadap paket bailout ECB," kata Rahadyo, Kamis (21/3/2013)
Sementara dari dalam negeri, lanjut Rahadyo, Deputy Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa BI akan memulai merilis referebce rate IDR terbaru mulai bulan April. "Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pelaku pasar untuk menggunakan patokan dalam negeri untuk kontrak forward," lanjut dia.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan bahwa defisit 2013 mungkin lebih tinggi 2 persen dari PDB (target pemerintah 1,65 persen) karena biaya subsidi yang lebih tinggi, penerimaan pajak yang lebih rendah dan penurunan ekspor.
Sebelumnya pada hari Rabu (20/3/2013) rupiah ditutup melemah ke level 9.725/9.728 setelah sebelumnya pada hari Selasa (19/3/2013) USD/IDR ditutup dilevel 9.714/9.716. "Kondisi ini dipengaruhi keputusan dari parlemen Siprus yang menolak rencana pengenaan pajak bagi simpanan di bank," terang Rahadyo.
Namun bukan berarti Siprus selamat. Siprus hanya memiliki waktu 24 jam untuk menentukan nasibnya. Sebelum bank-bank Siprus buka kembali pada Kamis (21/3), Siprus dan Troika yang terdiri dari Komisi Eropa, IMF, dan ECB harus sudah menetapkan solusi bagi bailout Siprus.
"Jika tidak, dana bailout 10 miliar euro terancam batal sehingga perbankan bahkan ekonomi Siprus dalam bahaya besar. Kemarin, parlemen Siprus menolak syarat pemajakan seluruh simpanan nasabah dengan hasil voting 36-0, dan 19 abstain," kata Rahadyo.
Menteri Keuangan Luxembourg Luc Frieden mendesak menteri keuangan dari 17 negara zona Eropa untuk segera berkumpul membahas paket baru.
Frieden menyebut penolakan Siprus sebagai kabar yang menyedihkan. Situasi ini bukan hasil yang bagus, baik buat Siprus maupun zona Euro.
Presiden Siprus Nicos Anastasiades mengatakan, alternatif paket akan menjadi penderitaan bagi siprus sebab ECB bisa jadi akan memotong pendanaannya kepada salah satu bank Siprus.
Para pejabat Troika kini berkumpul di Ibu Kota Siprus membahas langkah capital control yang bisa dilakukan Siprus dan kemungkinan untuk menunda waktu buka bank.
Bantuan ECB atas bank-bank Siprus kini menjadi fokus. Pasalnya, surat utang pemerintah Siprus sudah tak bisa lagi dijadikan jaminan untuk melakukan refinancing sejak Juni 2012.
Tiga lembaga rating telah memangkas ratingnya menjadi obligasi sampah alias berpredikat junk rate. Akibatnya, bank-bank Siprus tergantung pada bantuan likuiditas darurat (emergency lending assistance/ELA) dari bank sentral Siprus.
Di sini, mereka menerima pinjaman dengan bunga yang lebih tinggi namun harus dengan persetujuan ECB. Jika ECB berpikir bahwa situasi tak dapat dipertahankan lagi, ia bisa menolak provisi untuk dana itu. Namun, dalam pernyataannya pasca voting parlemen, ECB berkata akan tetap menyediakan dana sejauh 'masih mengikuti aturan yang ada.
(rna)