Pelabuhan Teluk Bayur dapat dana segar Rp1,7 T
Kamis, 21 Maret 2013 - 14:38 WIB

Pelabuhan Teluk Bayur dapat dana segar Rp1,7 T
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno mengungkapkan, hingga 2015 Pelabuhan Teluk Bayur mendapat dana dari pusat sebanyak Rp1,7 triliun melalui PT Pelindo II untuk membangun Terminal Peti Kemas (TPK) dan peningkatan pelayanan pelabuhan.
"Dengan dana tersebut, pelabuhan telah meningkatkan pelayanan pada kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan. Dulu satu kapal itu antre satu sampai tiga minggu. Dengan adanya dana senilai Rp1,7 triliun setidaknya dapat meningkatkan pelayanan," katanya, Kamis (21/3/2013).
Dia mengaku sudah mendapatkan laporan dari General Manager PT Pelindo, bahwa saat ini tidak ada lagi antre kapal peti kemas di pelabuhan tersebut. "Rencananya tepat pada 28 Maret 2013, pelabuhan peti kemas itu akan kita resmikan bersamaan dengan seluruh fasilitas peralatan baru di pelabuhan," ujarnya.
General Manager PT Pelindo II cabang Teluk Bayur, Dalsaf Usman menjelaskan, pembangunan TPK ini dilakukan dalam kurun waktu dua tahun. Dana investasi PT Pelindo II cabang Teluk Bayur yang terserap sampai pertengahan Maret ini sebesar Rp700 miliar. "Ini digunakan untuk pembangunan fasilitas pelabuhan baik itu supra dan infrastruktur, fasilitas dan sebagainya," ungkapnya.
Saat ini, kata Dalsaf, Sumbar telah memiliki terminal peti kemas pertama kali, legalitasnya telah ditetapkan Kementerian Perhubungan 13 Februari 2013 sebagai TPK penuh. Artinya, Teluk Bayur memiliki kesetaraan dengan pelabuhan panjang di provinsi Lampung dan TPK Sumatera Selatan di Palembang.
"Ini momentum penting bagi kita, TPK ini sudah kita operasikan sejak pertengahan Februari tahun ini, antrean kapal itu bisa kita tekan lebih dari 300 persen," jelas dia.
Menurutnya, sebelum menggunakan peralatan alat canggih ini, pelabuhan hanya mampu membongkar lima box per jam. Sekarang mampu membongkar 18 box per jam. "Kita juga berhasil mengurai antrean kapal yang ada saat ini, kapal-kapal yang lego jangkar di tengah laut ini hanya kapal yang menunggu muatan Semen Padang. Karena tidak semua kapal bisa dilayani Semen Padang, memang itu proses antreannya masih tetap berjalan. Tapi khusus di dermaga umum Teluk Bayur tidak ada lagi antrean," terang Dalsaf.
Selain itu, Pelabuhan Teluk Bayur ini juga menjadi penyanggah tiga provinsi, yakni Jambi, Bengkulu, dan Riau. Untuk Jambi paling banyak penyaluran karet, Bengkulu adalah penyaluran CPO melalui lewat Teluk Bayur dan Riau sebagian CPO disalurkan lewat pelabuhan ini.
"Selain itu, pelabuhan dioperasikan untuk penyaluran Batu Bara. Pelabuhan Teluk Bayur memiliki fasilitas yang lengkap dan kedalam pelabuhan juga mendukung untuk ekspor-impor," pungkasnya.
"Dengan dana tersebut, pelabuhan telah meningkatkan pelayanan pada kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan. Dulu satu kapal itu antre satu sampai tiga minggu. Dengan adanya dana senilai Rp1,7 triliun setidaknya dapat meningkatkan pelayanan," katanya, Kamis (21/3/2013).
Dia mengaku sudah mendapatkan laporan dari General Manager PT Pelindo, bahwa saat ini tidak ada lagi antre kapal peti kemas di pelabuhan tersebut. "Rencananya tepat pada 28 Maret 2013, pelabuhan peti kemas itu akan kita resmikan bersamaan dengan seluruh fasilitas peralatan baru di pelabuhan," ujarnya.
General Manager PT Pelindo II cabang Teluk Bayur, Dalsaf Usman menjelaskan, pembangunan TPK ini dilakukan dalam kurun waktu dua tahun. Dana investasi PT Pelindo II cabang Teluk Bayur yang terserap sampai pertengahan Maret ini sebesar Rp700 miliar. "Ini digunakan untuk pembangunan fasilitas pelabuhan baik itu supra dan infrastruktur, fasilitas dan sebagainya," ungkapnya.
Saat ini, kata Dalsaf, Sumbar telah memiliki terminal peti kemas pertama kali, legalitasnya telah ditetapkan Kementerian Perhubungan 13 Februari 2013 sebagai TPK penuh. Artinya, Teluk Bayur memiliki kesetaraan dengan pelabuhan panjang di provinsi Lampung dan TPK Sumatera Selatan di Palembang.
"Ini momentum penting bagi kita, TPK ini sudah kita operasikan sejak pertengahan Februari tahun ini, antrean kapal itu bisa kita tekan lebih dari 300 persen," jelas dia.
Menurutnya, sebelum menggunakan peralatan alat canggih ini, pelabuhan hanya mampu membongkar lima box per jam. Sekarang mampu membongkar 18 box per jam. "Kita juga berhasil mengurai antrean kapal yang ada saat ini, kapal-kapal yang lego jangkar di tengah laut ini hanya kapal yang menunggu muatan Semen Padang. Karena tidak semua kapal bisa dilayani Semen Padang, memang itu proses antreannya masih tetap berjalan. Tapi khusus di dermaga umum Teluk Bayur tidak ada lagi antrean," terang Dalsaf.
Selain itu, Pelabuhan Teluk Bayur ini juga menjadi penyanggah tiga provinsi, yakni Jambi, Bengkulu, dan Riau. Untuk Jambi paling banyak penyaluran karet, Bengkulu adalah penyaluran CPO melalui lewat Teluk Bayur dan Riau sebagian CPO disalurkan lewat pelabuhan ini.
"Selain itu, pelabuhan dioperasikan untuk penyaluran Batu Bara. Pelabuhan Teluk Bayur memiliki fasilitas yang lengkap dan kedalam pelabuhan juga mendukung untuk ekspor-impor," pungkasnya.
(izz)