Yogyakarta bidik wisatawan Malaysia
A
A
A
Sindonews.com - Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta membidik wisatawan asal negeri Jiran, Malaysia. Salah satunya dengan mengikuti event Malaysian Association of Tour and Travel Agent (MATTA) Fair di Putra World Trade Center pada 15-17 Maret 2013.
Pameran ini juga diikuti sejumlah stakeholder pariwisata yang ada di DI Yogyakarta (DIY). "Tidak bisa dipungkiri Malaysia masih mendominasi angka kunjungan wisatawan di Yogyakarta. Melalui sinergitas kerja sama ini diharapkan nama Yogyakarta bisa semakin terangkat sebagai salah satu destinasi wisata internasional," kata Direktur Eksekutif BP2KY, Artin Wuriyani.
Stakeholder pariwisata yang turut serta dalam kesempatan ini diantaranya dari perwakilan Asosiasi Travel Agent Indonesia (Asita) Yogyakarta, perwakilan dari penyedia jasa akomodasi perhotelan, badan promosi pariwisata Sleman (BPPS), serta dinas pariwisata DIY yang bersama-sama menempati booth Yogyakarta.
Menurutnya, selama pameran seluruh informasi mengenai potensi wisata yang ada di Yogyakarta diberikan kepada seluruh pengunjung yang hadir di booth. Bahkan paket perjalanan, jasa akomodasi, dan berbagai informasi lainnya ikut disajikan.
MATTA Fair Kuala Lumpur adalah event paling diminati peserta atau pengunjung. Dalam setahun diselenggarakan dua kali di triwulan pertama dan triwulan ketiga. BP2KY telah memasukan kedua event ini sebagai agenda rutin yang harus diikuti. "Sebelumnya, kita juga telah mengikuti NATAS Holiday Singapore," terang dia.
Sementara itu, Ketua BP2KY, Deddy Pranowo Eryono mengaku Yogyakarta banyak memiliki potensi pariwisata yang bisa dijual kepada wisatawan asal Malaysia. Mulai dari wisata leisure, rohani hingga wisata minat khusus yang belakangan banyak digemari. Event pameran ini menjadi salah satu cara promosi untuk lebih mengenalkan potensi yang ada.
Tidak sedikit warga di sana yang belum mengenal candi Borobudur. "Kita terus promosikan potensi yang ada agar mereka mau datang," ujarnya.
Deddy mengakui, setiap tahun jumlah wisatawan asal negeri Jiran ini terus bertambah. Namun, jumlah ini masih kalah dengan wisatawan yang datang ke Bandung untuk belanja. Padahal Yogyakarta juga memiliki potensi ini di Pasar Beringharjo.
Pameran ini juga diikuti sejumlah stakeholder pariwisata yang ada di DI Yogyakarta (DIY). "Tidak bisa dipungkiri Malaysia masih mendominasi angka kunjungan wisatawan di Yogyakarta. Melalui sinergitas kerja sama ini diharapkan nama Yogyakarta bisa semakin terangkat sebagai salah satu destinasi wisata internasional," kata Direktur Eksekutif BP2KY, Artin Wuriyani.
Stakeholder pariwisata yang turut serta dalam kesempatan ini diantaranya dari perwakilan Asosiasi Travel Agent Indonesia (Asita) Yogyakarta, perwakilan dari penyedia jasa akomodasi perhotelan, badan promosi pariwisata Sleman (BPPS), serta dinas pariwisata DIY yang bersama-sama menempati booth Yogyakarta.
Menurutnya, selama pameran seluruh informasi mengenai potensi wisata yang ada di Yogyakarta diberikan kepada seluruh pengunjung yang hadir di booth. Bahkan paket perjalanan, jasa akomodasi, dan berbagai informasi lainnya ikut disajikan.
MATTA Fair Kuala Lumpur adalah event paling diminati peserta atau pengunjung. Dalam setahun diselenggarakan dua kali di triwulan pertama dan triwulan ketiga. BP2KY telah memasukan kedua event ini sebagai agenda rutin yang harus diikuti. "Sebelumnya, kita juga telah mengikuti NATAS Holiday Singapore," terang dia.
Sementara itu, Ketua BP2KY, Deddy Pranowo Eryono mengaku Yogyakarta banyak memiliki potensi pariwisata yang bisa dijual kepada wisatawan asal Malaysia. Mulai dari wisata leisure, rohani hingga wisata minat khusus yang belakangan banyak digemari. Event pameran ini menjadi salah satu cara promosi untuk lebih mengenalkan potensi yang ada.
Tidak sedikit warga di sana yang belum mengenal candi Borobudur. "Kita terus promosikan potensi yang ada agar mereka mau datang," ujarnya.
Deddy mengakui, setiap tahun jumlah wisatawan asal negeri Jiran ini terus bertambah. Namun, jumlah ini masih kalah dengan wisatawan yang datang ke Bandung untuk belanja. Padahal Yogyakarta juga memiliki potensi ini di Pasar Beringharjo.
(izz)