Produksi minyak sawit nasional kian menurun

Senin, 29 April 2013 - 09:29 WIB
Produksi minyak sawit...
Produksi minyak sawit nasional kian menurun
A A A
Sindonews.com – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan pada triwulan pertama 2013 pasar minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya masih lesu dan harga CPO juga masih pada tingkat volatilitas tinggi dengan kisaran USD810 (Januari) USD885 (Februari) per metrik ton.

“Pada Februari harga CPO mulai merangkak naik dan menunjukkan perbaikan dengan kisaran USD835-885 per metrik ton. Pada Maret harga bertahan di kisaran USD835-870,” kata Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (28/4/2013).

Dia menambahkan, ekspor CPO dan turunannya pada bulan Maret ini adalah 1,7 juta ton terus mengalami penurunan sejak Januari, yaitu dari 2,05 jt ton (Januari) menjadi 1,92 jt ton (Februari) atau turun sebesar 14 persen sejak Januari. Hal ini juga disebabkan oleh kecenderungan turunnya produksi pada triwulan pertama tahun ini.

“Yang harus menjadi perhatian adalah, di saat volume ekspor yang mengalami kecenderungan turun namun harga di pasar international belum menunjukkan trend kenaikan yang signifikan,” tambahnya.

Pergerakan harga CPO yang relatif rendah ini, lanjut Fadhli, diperkirakan masih akan berlangsung pada sisa bulan April ini hingga bulan Mei. GAPKI memperkirakan harga CPO pada bulan April dan Mei masih akan bergerak di kisaran harga USD830-870 per metrik ton.

“Sebagaimana minyak sawit merupakan kontributor utama dalam pendapatan devisa, penurunan harga sawit di pasar global yang sudah terjadi sejak tahun lalu akan mempengaruhi kinerja neraca perdaganagn Indonesia tahun 2013 ini,” tambahnya.

Oleh karena itu untuk menjaga posisi minyak sawit sebagai komoditi andalan dibutuhkan upaya-upaya untuk terus meningkatkan daya saing produk minyak sawit. Dia menyatakan, di tengah pasar yang lesu ini, pemerintah seharusnya melakukan penyesuaian kebijakan Bea Keluar (BK) yang lebih kompetitif dengan Malaysia.

Sebagaimana diketahui perbedaan pajak ekspor CPO dan produk turunannya di Indonesia dan Malaysia sekarang ini mengakibatkan posisi Indonesia kurang kompetitif.

“Selain itu peningkatan pemanfaatan CPO di dalam negeri, terutama untuk biodiesel. Di tengah melonjaknya subsidi BBM untuk penggunaan dalam negeri sudah sepantasnya pemanfaatan minyak sawit untuk biodiesel dapat dipercepat sehingga mampu mengurangi beban subsidi tersebut,” pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8062 seconds (0.1#10.140)