Bappenas dukung program kekuatan pangan WFP di NTB
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Lukita Dinarsyah Tuwo mengunjungi proyek adaptasi perubahan iklim yang didukung Badan Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations World Food Programme/WFP).
Program ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bersama dengan pemprov NTB dan pejabat kabupaten Lombok Tengah, WFP merancang dan menerapkan program Padat Karya Pangan (Food for Asset/FFA), untuk membantu masyarakat membangun infrastruktur vital dalam melindungi diri serta persediaan makanan mereka dari dampak perubahan iklim.
"Pemerintah Indonesia menyambut baik kerja sama dengan WFP di tingkat nasional maupun provinsi, seperti di NTB, sebagai salah satu provinsi yang rentan terhadap perubahan iklim," kata Lukita saat mengunjungi proyek konservasi daerah aliran sungai Desa Tanah Beak, Lombok Tengah, dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Senin (27/5/2013).
"Program-program yang dilaksanakan pemerintah Provinsi NTB, bersama dengan mitra utama WFP, membangun ketahanan masyarakat, khususnya kelompok masyarakat
yang paling miskin dan paling rentan, terdiri dari petani kecil, perempuan dan anak-anak," lanjutnya.
Mayoritas keluarga pedesaan di NTB saat ini masih mengandalkan pertanian skala kecil dengan sistem irigasi menggunakan air hujan. Risiko perubahan iklim dan cuaca ekstrem diperkirakan memiliki efek negatif terhadap kehidupan masyarakat NTB, membuat mereka menjadi lebih rentan terhadap ancaman kekurangan pangan.
"Kami sangat senang bisa melaksanakan program dengan sistem inovatif dengan solusi jangka panjang berkelanjutan, yang dilaksanakan WFP bersama dengan pemerintah Indonesia," kata Perwakilan WFP Indonesia, Coco Ushiyama.
"Kami memuji kemitraan yang kuat serta dukungan pro-aktif pemerintah daerah dalam mengatasi dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrem untuk mengamankan asupan makanan masyarakat dengan tepat," jelasnya.
Program ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bersama dengan pemprov NTB dan pejabat kabupaten Lombok Tengah, WFP merancang dan menerapkan program Padat Karya Pangan (Food for Asset/FFA), untuk membantu masyarakat membangun infrastruktur vital dalam melindungi diri serta persediaan makanan mereka dari dampak perubahan iklim.
"Pemerintah Indonesia menyambut baik kerja sama dengan WFP di tingkat nasional maupun provinsi, seperti di NTB, sebagai salah satu provinsi yang rentan terhadap perubahan iklim," kata Lukita saat mengunjungi proyek konservasi daerah aliran sungai Desa Tanah Beak, Lombok Tengah, dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Senin (27/5/2013).
"Program-program yang dilaksanakan pemerintah Provinsi NTB, bersama dengan mitra utama WFP, membangun ketahanan masyarakat, khususnya kelompok masyarakat
yang paling miskin dan paling rentan, terdiri dari petani kecil, perempuan dan anak-anak," lanjutnya.
Mayoritas keluarga pedesaan di NTB saat ini masih mengandalkan pertanian skala kecil dengan sistem irigasi menggunakan air hujan. Risiko perubahan iklim dan cuaca ekstrem diperkirakan memiliki efek negatif terhadap kehidupan masyarakat NTB, membuat mereka menjadi lebih rentan terhadap ancaman kekurangan pangan.
"Kami sangat senang bisa melaksanakan program dengan sistem inovatif dengan solusi jangka panjang berkelanjutan, yang dilaksanakan WFP bersama dengan pemerintah Indonesia," kata Perwakilan WFP Indonesia, Coco Ushiyama.
"Kami memuji kemitraan yang kuat serta dukungan pro-aktif pemerintah daerah dalam mengatasi dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrem untuk mengamankan asupan makanan masyarakat dengan tepat," jelasnya.
(dmd)