Cuaca buruk, petani cabai rugi ratusan juta

Jum'at, 29 Maret 2013 - 16:52 WIB
Cuaca buruk, petani cabai rugi ratusan juta
Cuaca buruk, petani cabai rugi ratusan juta
A A A
Sindonews.com - Petani cabai besar di sentra tanaman hortikultura Dusun Padalloang, Desa Malimpung, Patampanua, Kabupaten Pinrang mengaku rugi akibat curah hujan yang tinggi.

Hal tersebut disampaikan Kelompok Tani Gotong Royong, Muhammad Ali yang menyatakan, akibat curah hujan tinggi di awal tahun tanaman cabai di kampung Padalloang mengalami pembusukan. "Akibat pembusukan tersebut para patani beralih menanam cabai kecil," katanya, Jumat (29/3/2013).

Menurutnya, cabai petani yang mengalami pembusukan dialihkan dengan menanam cabai kecil dan saat ini masih dalam perawatan, sehingga belum ada produksi. "Jika ada petani yang panen, itu juga tidak seberapa, mereka rata-rata mengalami kerugian," ujarnya.

Lahan petani yang mengalami pembusukan, lanjut dia, mencapai 10 hektare, sehingga mengalami kerugian yang besar terhadap petani. "jika di total, kerugian saya mencapai Rp40 juta, belum lagi dengan petani lainnya," tuturnya.

Areal milik Ali seluas 10 are, mampu menampung 2.500 pohon cabai, membutuhkan anggaran sebesar Rp2,5 juta yang meliputi biaya bibit, pupuk organik, peptisida, dan sarana lainnya. "Jika dikalikan dengan luas areal yang mengalami pembusukan, maka kerugian petani mencapai ratusan juta," ungkap dia.

Sementara, salah satu pedagang di pasar sentral Pinrang, Aisyah mengatakan, harga komoditi cabai kecil jenis rica di Pasar sentral menembus Rp45 ribu perkilogram (kg). "Pekan sebelumnya harga cabai jenis ini bahkan menembus Rp60 ribu per kg," katanya.

Pada harga normal, kata Aisyah, cabai kecil jenis rica ini hanya berkisar antara Rp30 ribu per kg, sedangkan cabai jenis cakra juga mengalami kenaikan dari Rp27 ribu per kg menjadi Rp38 ribu per kg. "Komoditas ini juga tergolong sulit, karena pedagang mendapatkan barang dari Kabupaten Wajo," ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang, Yohannes Sampebua mengatakan, tanaman cabai bukan jenis tanaman yang membutuhkan banyak air, namun jika pada musim hujan, petani dapat mengendalikan, agar tanaman itu tidak terlalu tergenang air.

Dia menuturkan, tanaman cabai cocok ditanam pada saat sekarang ini, apalagi tanaman cabai membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk panen, sehingga ketika memasuki Ramadhan, petani sudah memetik buah untuk kebutuhan pangsa pasar pada bulan suci itu. "Semuanya tergantung dari pangsa pasar saja," Kata Yohannes.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3452 seconds (0.1#10.140)