Tunisia berharap IMF cairkan pinjaman USD1,8 M
A
A
A
Sindonews.com - Tunisia mengharapkan dapat menandatangani perjanjian pinjaman sebesar USD1,8 miliar dengan Dana Moneter Internasional (UMF) pada Mei 2013.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (1/4/2013), upaya tersebut dilakukan untuk melindungi ekonomi dari krisis utang Eropa dan gejolak politik di dalam negeri yang menghambat transisi menuju demokrasi.
Menteri Keuangan Tunisia, Elyes Fakhfakh mengungkapkan, tim IMF akan tiba di Tunisia untuk melakukan pembicaraan pinjaman pada 8 April 2013, sebelum pertemuan lain di Washington pada akhir bulan nanti.
Pembunuhan pemimpin oposisi pada Februari dan krisis utang di Eropa, mitra dagang utama Tunisia, telah mengguncang kepercayaan investor di negara Afrika Utara itu lebih dari dua tahun, setelah gelombang pemberontakan di wilayah tersebut.
"Kami masih dalam proses transisi. Masih ada beberapa risiko sehingga kami memutuskan untuk terlibat dalam negosiasi dengan IMF," kata politisi berusia 41 tahun dari partai sekuler Ettakatol itu.
Pemerintah memperkirakan ekonomi Tunisia akan memperluas 4 persen tahun ini dibandingkan dengan 3,6 persen pada 2012, didorong industri, seperti kimia, pertambangan, pariwisata dan pertanian.
Menurut Fakhfakh, defisit anggaran dapat melebar menjadi 5,9 persen dari output ekonomi karena pemerintah mempercepat rencana pengeluaran yang bertujuan mengembangkan wilayah interior Tunisia untuk menciptakan lapangan kerja.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (1/4/2013), upaya tersebut dilakukan untuk melindungi ekonomi dari krisis utang Eropa dan gejolak politik di dalam negeri yang menghambat transisi menuju demokrasi.
Menteri Keuangan Tunisia, Elyes Fakhfakh mengungkapkan, tim IMF akan tiba di Tunisia untuk melakukan pembicaraan pinjaman pada 8 April 2013, sebelum pertemuan lain di Washington pada akhir bulan nanti.
Pembunuhan pemimpin oposisi pada Februari dan krisis utang di Eropa, mitra dagang utama Tunisia, telah mengguncang kepercayaan investor di negara Afrika Utara itu lebih dari dua tahun, setelah gelombang pemberontakan di wilayah tersebut.
"Kami masih dalam proses transisi. Masih ada beberapa risiko sehingga kami memutuskan untuk terlibat dalam negosiasi dengan IMF," kata politisi berusia 41 tahun dari partai sekuler Ettakatol itu.
Pemerintah memperkirakan ekonomi Tunisia akan memperluas 4 persen tahun ini dibandingkan dengan 3,6 persen pada 2012, didorong industri, seperti kimia, pertambangan, pariwisata dan pertanian.
Menurut Fakhfakh, defisit anggaran dapat melebar menjadi 5,9 persen dari output ekonomi karena pemerintah mempercepat rencana pengeluaran yang bertujuan mengembangkan wilayah interior Tunisia untuk menciptakan lapangan kerja.
(dmd)