IHSG diprediksi mendatar
A
A
A
Sindonews.com - Pada perdagangan Selasa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada support 4.915-4.930 dan resistance 4.951-4.964. Berpola menyerupai shooting star sentuh upper bollinger bands (UBB).
MACD mencoba golden cross dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic masih bertahan upreversal. Demikian disampaikan Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Selasa (2/4/2013).
"Penutuan IHSG yang melemah tipis masih dalam kisaran target support dan resisten kami (4.905-4.955) memperlihatkan bahwa masih adanya daya beli untuk menahan pelemahan IHSG," kata Reza.
Namun demikian, lanjut Reza, perlu ada tambahan suplai berita positif sebelum IHSG mampu memperbaiki posisinya ke zona hijau. "Secara intraday, IHSG masih bergerak mendatar, sehingga masih dibutuhkan sentimen positif kuat lainnya jika ingin mengantarkan ke zona hijau," tegas dia.
Dari luar, masih liburnya sejumlah bursa saham utama dunia dalam memperingati wafatnya Isa Al-Masih membuat IHSG seolah-olah tidak memiliki acuan pergerakan.
Di sisi lain, pelaku pasar sepertinya juga sudah mareasa informasi rilis kinerja laporan keuangan sudah mereka dapatkan, sehingga tidak ada lagi informasi terkait emiten yang ditunggu.
Dari dalam negeri, pernyataan BPS dimana inflasi Maret sebesar 0,63 persen, namun masih yang tertinggi selama lima tahun terakhir meskipun lebih rendah dari Februari turut mempengaruhi negatifnya laju nilai tukar rupiah.
Sementara inflasi secara YoY sebesar 5,90 persen dan inflasi inti 4,21 persen. Adapun inflasi Maret masih dipicu oleh bahan makanan. "Dari sisi rilis inflasi pun tidak cukup mendukung laju IHSG karena dirlis lebih tinggi dari periode-periode sebelumnya yang secara historis selama bulan Maret selalu tercatat deflasi," sambungnya
Bursa saham Asia sebagian masih libur kecuali indeks utama Shanghai, Nikkei, dan KOSPI yang melemah di akhir perdagangan seiring rilis survey indeks Tankan Manufaktur dan Business Sentiment Jepang yang lebih rendah dari estimasi dan ekspektasi penurunan pada pertumbuhan indeks factory output China.
Rilis CPI Jepang yang masih menunjukkan deflasi dan kenaikan tingkat pengangguran Jepang masih direspon negatif. Sentimen ini menutup rilis positif di awal perdagangan dari rilis kenaikan HSBC Manufacturing PMI China dan trade balance Korea Selatan.
Reza melihat, meski bergerak variatif, namun IHSG menjaga lajunya untuk tidak turun mendekati gap 4.786-4.798.
"Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.4953,40 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.922,55 (level terendahnya) juga di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.940,99. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell," papar dia.
MACD mencoba golden cross dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic masih bertahan upreversal. Demikian disampaikan Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Selasa (2/4/2013).
"Penutuan IHSG yang melemah tipis masih dalam kisaran target support dan resisten kami (4.905-4.955) memperlihatkan bahwa masih adanya daya beli untuk menahan pelemahan IHSG," kata Reza.
Namun demikian, lanjut Reza, perlu ada tambahan suplai berita positif sebelum IHSG mampu memperbaiki posisinya ke zona hijau. "Secara intraday, IHSG masih bergerak mendatar, sehingga masih dibutuhkan sentimen positif kuat lainnya jika ingin mengantarkan ke zona hijau," tegas dia.
Dari luar, masih liburnya sejumlah bursa saham utama dunia dalam memperingati wafatnya Isa Al-Masih membuat IHSG seolah-olah tidak memiliki acuan pergerakan.
Di sisi lain, pelaku pasar sepertinya juga sudah mareasa informasi rilis kinerja laporan keuangan sudah mereka dapatkan, sehingga tidak ada lagi informasi terkait emiten yang ditunggu.
Dari dalam negeri, pernyataan BPS dimana inflasi Maret sebesar 0,63 persen, namun masih yang tertinggi selama lima tahun terakhir meskipun lebih rendah dari Februari turut mempengaruhi negatifnya laju nilai tukar rupiah.
Sementara inflasi secara YoY sebesar 5,90 persen dan inflasi inti 4,21 persen. Adapun inflasi Maret masih dipicu oleh bahan makanan. "Dari sisi rilis inflasi pun tidak cukup mendukung laju IHSG karena dirlis lebih tinggi dari periode-periode sebelumnya yang secara historis selama bulan Maret selalu tercatat deflasi," sambungnya
Bursa saham Asia sebagian masih libur kecuali indeks utama Shanghai, Nikkei, dan KOSPI yang melemah di akhir perdagangan seiring rilis survey indeks Tankan Manufaktur dan Business Sentiment Jepang yang lebih rendah dari estimasi dan ekspektasi penurunan pada pertumbuhan indeks factory output China.
Rilis CPI Jepang yang masih menunjukkan deflasi dan kenaikan tingkat pengangguran Jepang masih direspon negatif. Sentimen ini menutup rilis positif di awal perdagangan dari rilis kenaikan HSBC Manufacturing PMI China dan trade balance Korea Selatan.
Reza melihat, meski bergerak variatif, namun IHSG menjaga lajunya untuk tidak turun mendekati gap 4.786-4.798.
"Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.4953,40 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.922,55 (level terendahnya) juga di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.940,99. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell," papar dia.
(rna)