Warga dekat sumur Lapindo minta diprioritaskan
A
A
A
Sindonews.com - Untuk memenuhi kebutuhan gas, masyarakat Sidoarjo telah mengonsumsi gas bumi hasil produksi sumur Lapindo Brantas Inc. Kendati demikian, warga yang belum menikmatinya, meminta agar warga yang dekat dengan sumur gas Lapindo lebih diprioritaskan.
"Masyarakat di Sidoarjo cukup mudah dalam mendapatkan gas bumi karena selama ini sudah ada gas hasil produksi sumur Lapindo Brantas Inc di kawasan Tanggulangin, Porong dan sekitarnya," kata Kabid Energi dan Sumber Daya Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan ESDM (Disperindag dan ESDM), Agus Darsono di Sidoarjo, Jumat (5/4/2013).
Sebagian wilayah di Sidoarjo yang sudah mendapatkan jaringan gas bumi, seperti Desa Ngingas, Wedoro, Tambaksawah dan Medaeng, Kecamatan Waru kini sudah terpasang sebanyak 5.630 pelanggan yang pemasangannya dari program City Gas. Sedangkan di wilayah Surabaya, khususnya di Kecamatan Rungkut sebanyak 2.753 pelanggan.
Untuk wilayah yang dekat dengan sumur-sumur gas Lapindo, seperti di wilayah Kecamatan Tanggulangin tahun ini diharapkan juga sudah bisa tersambung. Jumlah sambungan rumah (SR) di Kecamatan Tanggulangin sebanyak 4.800 sambungan gratis melalui program City Gas.
"Untuk Kecamatan Tanggulangin jaringan gas bumi tinggal meresmikan sudah bisa dimanfaatkan tahun ini," ujar Agus.
Jaringan gas bumi di wilayah Tanggulangin sebagaimana terinci berada di desa Kalidawir sebanyak 900 SR (sambungan rakyat), di desa Kalitengah 400 SR, Gempolsari 400 SR, Kludan 400 SR, Ngaban 200 SR dan Kedungbanteng sebanyak 850 SR.
Salah satu warga Tanggulanggin, Abdul Wachid mengaku, dia bersama warga lainnya ingin mendapat sambungan gas bumi melalui program City Gas, namun tenyata belum mendapat jatah pemasangan. "Harusnya pemerintah mendahulukan jaringan gas untuk warga yang dekat dengan lokasi sumur gas," ujarnya.
Warga lainnya, Nasik juga mengharapkan hal serupa. "Kalau kita memasang jaringan gas bumi melalui program City Gas, gratis. Kalau pasang sendiri harus mengeluarkan uang sendiri," ungkapnya.
Sekedar informasi, dalam memenuhi kebutuhan City Gas, pemerintah melalui Perusahaan Gas Negara (PGN) disuplai gas dari sumur-sumut Lapindo. Untuk program City Gas ini kontribusi Lapindo Brantas Inc diperkirakan mencapai sekitar Rp15 miliar pada tahun 2012.
Kontribusi itu berasal dari selisih harga jual dipasaran dengan harga yang diberikan untuk program City Gas. "Kontribusi Lapindo melalui program CSR sebagai bentuk kepeduliannya kepada warga masyarakat," ujar Humas Lapindo Brantas Inc, Anita Ariyanti.
Program City Gas lebih murah dibandingkan dengan gas elpiji karena merupakan CSR dari Lapindo Brantas Inc. Dalam perbandingan volume 1 kilogram gas elpiji sama dengan 1,3 meter kubik gas bumi. Harga 1 kg elpiji sekitar Rp6.500, sedangkan 1 meter kubik gas bumi seharga Rp3.130. Sehingga, warga yang menggunakan gas bumi lebih hemat dibandingkan warga yang menggunakan gas elpiji.
Program City Gas di Sidoarjo sudah berlangsung lebih dari dua tahun. Kini warga yang ingin mendapat pemasangan sambungan gas bumi itu sudah antri agar bisa memperoleh gas dengan harga murah. Padahal, pemerintah selama ini menarget program City Gas di Sidoarjo sesuai kuota yang ditentukan tiap tahunnya.
"Masyarakat di Sidoarjo cukup mudah dalam mendapatkan gas bumi karena selama ini sudah ada gas hasil produksi sumur Lapindo Brantas Inc di kawasan Tanggulangin, Porong dan sekitarnya," kata Kabid Energi dan Sumber Daya Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan ESDM (Disperindag dan ESDM), Agus Darsono di Sidoarjo, Jumat (5/4/2013).
Sebagian wilayah di Sidoarjo yang sudah mendapatkan jaringan gas bumi, seperti Desa Ngingas, Wedoro, Tambaksawah dan Medaeng, Kecamatan Waru kini sudah terpasang sebanyak 5.630 pelanggan yang pemasangannya dari program City Gas. Sedangkan di wilayah Surabaya, khususnya di Kecamatan Rungkut sebanyak 2.753 pelanggan.
Untuk wilayah yang dekat dengan sumur-sumur gas Lapindo, seperti di wilayah Kecamatan Tanggulangin tahun ini diharapkan juga sudah bisa tersambung. Jumlah sambungan rumah (SR) di Kecamatan Tanggulangin sebanyak 4.800 sambungan gratis melalui program City Gas.
"Untuk Kecamatan Tanggulangin jaringan gas bumi tinggal meresmikan sudah bisa dimanfaatkan tahun ini," ujar Agus.
Jaringan gas bumi di wilayah Tanggulangin sebagaimana terinci berada di desa Kalidawir sebanyak 900 SR (sambungan rakyat), di desa Kalitengah 400 SR, Gempolsari 400 SR, Kludan 400 SR, Ngaban 200 SR dan Kedungbanteng sebanyak 850 SR.
Salah satu warga Tanggulanggin, Abdul Wachid mengaku, dia bersama warga lainnya ingin mendapat sambungan gas bumi melalui program City Gas, namun tenyata belum mendapat jatah pemasangan. "Harusnya pemerintah mendahulukan jaringan gas untuk warga yang dekat dengan lokasi sumur gas," ujarnya.
Warga lainnya, Nasik juga mengharapkan hal serupa. "Kalau kita memasang jaringan gas bumi melalui program City Gas, gratis. Kalau pasang sendiri harus mengeluarkan uang sendiri," ungkapnya.
Sekedar informasi, dalam memenuhi kebutuhan City Gas, pemerintah melalui Perusahaan Gas Negara (PGN) disuplai gas dari sumur-sumut Lapindo. Untuk program City Gas ini kontribusi Lapindo Brantas Inc diperkirakan mencapai sekitar Rp15 miliar pada tahun 2012.
Kontribusi itu berasal dari selisih harga jual dipasaran dengan harga yang diberikan untuk program City Gas. "Kontribusi Lapindo melalui program CSR sebagai bentuk kepeduliannya kepada warga masyarakat," ujar Humas Lapindo Brantas Inc, Anita Ariyanti.
Program City Gas lebih murah dibandingkan dengan gas elpiji karena merupakan CSR dari Lapindo Brantas Inc. Dalam perbandingan volume 1 kilogram gas elpiji sama dengan 1,3 meter kubik gas bumi. Harga 1 kg elpiji sekitar Rp6.500, sedangkan 1 meter kubik gas bumi seharga Rp3.130. Sehingga, warga yang menggunakan gas bumi lebih hemat dibandingkan warga yang menggunakan gas elpiji.
Program City Gas di Sidoarjo sudah berlangsung lebih dari dua tahun. Kini warga yang ingin mendapat pemasangan sambungan gas bumi itu sudah antri agar bisa memperoleh gas dengan harga murah. Padahal, pemerintah selama ini menarget program City Gas di Sidoarjo sesuai kuota yang ditentukan tiap tahunnya.
(rna)