Minat menabung warga karesidenan Pekalongan rendah
A
A
A
Sindonews.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal mencatat minat warga menabung di bank di wilayah karesidenan Pekalongan masih rendah. BI mempersentasekan perkembangan rekening masih berada di kisaran 35,44 persen dari jumlah penduduk yang ada.
Ada berbagai macam penyebab rendahnya minat menabung. Baik dari sudut pandang masyarakat maupun dari penyedia jasa keuangan. Pimpinan Kantor Perwakilan BI Tegal, Yoni Depari mengatakan, wilayah Karesidenan Pekalongan meliputi Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal.
Dari daerah tersebut, BI Tegal telah mencatat jumlah rekening tabungan hingga Februari 2013 baru mencapai 2.329.813 rekening. Rinciannya, jumlah rekening pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 240.142 rekening, dan pada bank umum sebanyak 2.089.671 rekening.
Jumlah penduduk di wilayah tersebut mencapai 6.574.230 jiwa. Jika jumlah penduduk dibandingkan dengan jumlah pemilik rekening tabungan yang ada saat ini, berarti hanya 35,44 persen penduduk yang telah mempunyai rekening. "Jumlah pemilik rekening tabungan itu masih termasuk rendah," kata Yoni, Minggu (7/4/2013).
Dari beberapa daerah di kresidenan ini, baru Kabupaten dan Kota Tegal saja yang jumlah kepemilikan rekeningnya lebih tinggi dibanding daerah lainnya. Yakni mencapai 833.794 rekening, dengan jumlah penduduk 1.690.892 atau sekitar 49,31 persen.
Sementara, Kabupaten Pemalang menduduki persentase paling sedikit untuk warga pemilik rekening tabungan, yakni 21,81 persen dengan jumlah penduduk 1.333.847 jiwa serta kepemilikan rekening 290.978.
Dia mengemukakan rendahnya jumlah kepemilikan rekening dilihat dari sudut pandang masyarakat, yakni pendapatan yang rendah, jarak lokasi kantor bank yang jauh, serta mahalnya biaya administrasi dan transaksi untuk volume yang kecil.
Selain itu, terbatasnya informasi produk bank, tingkat pengetahuan yang rendah, produk kurang sesuai, psikologi, budaya dan antrean yang panjang. "Kami terus berupaya agar hal-hal itu bisa segera ditangani perbankan," ujarnya.
Yoni menuturkan, jika dilihat dari sudut penyedia jasa keuangan, rendahnya pemilik rekening, yakni adanya pendirian cabang bank yang mahal, persyaratan yang ditetapkan regulator, persyaratan yang ditetapkan bank, proses kompleks, formalitas tinggi, dan tidak efisien.
Melihat hal itu, BI Tegal merasa prihatin. Idealnya, lanjut dia, setiap warga memiliki 1 rekening tabungan atau akan lebih baik jika 1 orang mempunyai 2-3 rekening tabungan di bank berbeda.
"Saya berharap tiga atau lima tahun lagi kepemilikan tabungan bisa naik hingga 75 persen," katanya.
Salah satu warga Kelurahan Mejasem, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Adi Mulyadi mengaku, dia membuka rekening baru di bank lantaran tempat kerjanya memberikan fasilitas gaji dari transfer bank. "Mungkin kalau tidak dipaksa kantor untuk membuka tabungan, ya tidak nabung di bank," tuturnya.
Ada berbagai macam penyebab rendahnya minat menabung. Baik dari sudut pandang masyarakat maupun dari penyedia jasa keuangan. Pimpinan Kantor Perwakilan BI Tegal, Yoni Depari mengatakan, wilayah Karesidenan Pekalongan meliputi Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal.
Dari daerah tersebut, BI Tegal telah mencatat jumlah rekening tabungan hingga Februari 2013 baru mencapai 2.329.813 rekening. Rinciannya, jumlah rekening pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 240.142 rekening, dan pada bank umum sebanyak 2.089.671 rekening.
Jumlah penduduk di wilayah tersebut mencapai 6.574.230 jiwa. Jika jumlah penduduk dibandingkan dengan jumlah pemilik rekening tabungan yang ada saat ini, berarti hanya 35,44 persen penduduk yang telah mempunyai rekening. "Jumlah pemilik rekening tabungan itu masih termasuk rendah," kata Yoni, Minggu (7/4/2013).
Dari beberapa daerah di kresidenan ini, baru Kabupaten dan Kota Tegal saja yang jumlah kepemilikan rekeningnya lebih tinggi dibanding daerah lainnya. Yakni mencapai 833.794 rekening, dengan jumlah penduduk 1.690.892 atau sekitar 49,31 persen.
Sementara, Kabupaten Pemalang menduduki persentase paling sedikit untuk warga pemilik rekening tabungan, yakni 21,81 persen dengan jumlah penduduk 1.333.847 jiwa serta kepemilikan rekening 290.978.
Dia mengemukakan rendahnya jumlah kepemilikan rekening dilihat dari sudut pandang masyarakat, yakni pendapatan yang rendah, jarak lokasi kantor bank yang jauh, serta mahalnya biaya administrasi dan transaksi untuk volume yang kecil.
Selain itu, terbatasnya informasi produk bank, tingkat pengetahuan yang rendah, produk kurang sesuai, psikologi, budaya dan antrean yang panjang. "Kami terus berupaya agar hal-hal itu bisa segera ditangani perbankan," ujarnya.
Yoni menuturkan, jika dilihat dari sudut penyedia jasa keuangan, rendahnya pemilik rekening, yakni adanya pendirian cabang bank yang mahal, persyaratan yang ditetapkan regulator, persyaratan yang ditetapkan bank, proses kompleks, formalitas tinggi, dan tidak efisien.
Melihat hal itu, BI Tegal merasa prihatin. Idealnya, lanjut dia, setiap warga memiliki 1 rekening tabungan atau akan lebih baik jika 1 orang mempunyai 2-3 rekening tabungan di bank berbeda.
"Saya berharap tiga atau lima tahun lagi kepemilikan tabungan bisa naik hingga 75 persen," katanya.
Salah satu warga Kelurahan Mejasem, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Adi Mulyadi mengaku, dia membuka rekening baru di bank lantaran tempat kerjanya memberikan fasilitas gaji dari transfer bank. "Mungkin kalau tidak dipaksa kantor untuk membuka tabungan, ya tidak nabung di bank," tuturnya.
(izz)