Sektor pengolahan dan pertanian topang ekonomi Jabar
A
A
A
Sindonews.com - Proyeksi pertumbuhan sektor pengolahan dan sektor pertanian dipastikan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (Jabar) pada triwulan II/2013.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan, perekonomian Jabar pada triwulan II/2013 akan lebih baik dari triwulan I/2013 yang mencapai 5,6-6,1 persen. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II/2013 diperkirakan akan ditopang oleh sektor pengolahan dan pertanian.
"Permintaan dari eksternal dan pangsa pasar domestik diperkirakan tumbuh positif dan menggerakkan sektor pengolahan dan pertanian," jelas Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah VI Jabar dan Banten, M Zaeni Aboe Amin, Senin (8/4/2013).
Menurutnya, salah satu sektor pengolahan yang diperkirakan akan tumbuh positif adalah tekstil dan produk tekstil (TPT) yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 6 persen pada periode April-Juni 2013. Peningkatan sektor TPT didorong permintaan ekspor. Pangsa pasar ini diperkirakan akan lebih baik dari periode sebelumnya.
Sementara, pangsa pasar domestik belum banyak diandalkan. "Industri olahan elektronik juga diperkirakan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jabar pada periode ini. Selain itu, ada komitmen dari Jepang meningkatkan investasi produksi otomotif di Jawa Barat," jelas dia.
Dari sisi pertanian, lanjut Zaeni, kondisi iklim yang terus membaik akan berdampak terhadap terhadap produktifitas pertanian di Jabar. Selama ini, produktifitas pertanian di Jabar cenderung melambat akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung. Produktifitas sayur dan buah diharapkan tumbuh dan mampu memenuhi permintaan pangsa pasar lokal.
Pertumbuhan sektor pengolahan sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Pada triwulan I/2013, konsumsi rumah tangga di Jabar tumbuh sekitar 4,2-4,7 persen. Walaupun pertumbuhan sektor ini sedikit lebih lambat dari sektor lainnya yang berkontribusi terhadap angka pertumbuhan ekonomi Jabar.
Seperti sektor konsumsi pemerintah yang tumbuh 7,5-8 persen, investasi tumbuh 9-9,5 persen, kinerja ekspor tumbuh 4,8-5 persen, dan impor tumbuh 6,5-7 persen.
Dia menyebutkan, peningkatan konsumsi rumah tangga disebabkan penurunan angka pengangguran, peningkatan kesejahteraan, stabilitas makro ekonomi, dan optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian di Jabar.
Permintaan sektor konsumsi dipastikan akan meningkatkan penjualan sektor ritel. Sebagaimana diketahui, penjulaan ritel pada triwulan I/2013 cenderung melambat.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan, perekonomian Jabar pada triwulan II/2013 akan lebih baik dari triwulan I/2013 yang mencapai 5,6-6,1 persen. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II/2013 diperkirakan akan ditopang oleh sektor pengolahan dan pertanian.
"Permintaan dari eksternal dan pangsa pasar domestik diperkirakan tumbuh positif dan menggerakkan sektor pengolahan dan pertanian," jelas Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah VI Jabar dan Banten, M Zaeni Aboe Amin, Senin (8/4/2013).
Menurutnya, salah satu sektor pengolahan yang diperkirakan akan tumbuh positif adalah tekstil dan produk tekstil (TPT) yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 6 persen pada periode April-Juni 2013. Peningkatan sektor TPT didorong permintaan ekspor. Pangsa pasar ini diperkirakan akan lebih baik dari periode sebelumnya.
Sementara, pangsa pasar domestik belum banyak diandalkan. "Industri olahan elektronik juga diperkirakan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jabar pada periode ini. Selain itu, ada komitmen dari Jepang meningkatkan investasi produksi otomotif di Jawa Barat," jelas dia.
Dari sisi pertanian, lanjut Zaeni, kondisi iklim yang terus membaik akan berdampak terhadap terhadap produktifitas pertanian di Jabar. Selama ini, produktifitas pertanian di Jabar cenderung melambat akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung. Produktifitas sayur dan buah diharapkan tumbuh dan mampu memenuhi permintaan pangsa pasar lokal.
Pertumbuhan sektor pengolahan sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Pada triwulan I/2013, konsumsi rumah tangga di Jabar tumbuh sekitar 4,2-4,7 persen. Walaupun pertumbuhan sektor ini sedikit lebih lambat dari sektor lainnya yang berkontribusi terhadap angka pertumbuhan ekonomi Jabar.
Seperti sektor konsumsi pemerintah yang tumbuh 7,5-8 persen, investasi tumbuh 9-9,5 persen, kinerja ekspor tumbuh 4,8-5 persen, dan impor tumbuh 6,5-7 persen.
Dia menyebutkan, peningkatan konsumsi rumah tangga disebabkan penurunan angka pengangguran, peningkatan kesejahteraan, stabilitas makro ekonomi, dan optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian di Jabar.
Permintaan sektor konsumsi dipastikan akan meningkatkan penjualan sektor ritel. Sebagaimana diketahui, penjulaan ritel pada triwulan I/2013 cenderung melambat.
(izz)