Hari ini, rupiah berakhir melemah
A
A
A
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal pekan ini melanjutkan pelemahan akhir pekan lalu. Rupiah terimbas sentimen negatif dari dalam maupun luar negeri.
Pada penutupan perdagangan hari ini, posisi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah menjadi Rp9.756 per USD dibadning penutupan pada akhir pekan lalu di Rp9.753 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat kurs rupiah berada di level Rp9.751 per USD. Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, rupiah ditutup pada level Rp9.753 per USD.
Kepala riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah masih dalam teritori negatif setelah merespon komentar Presiden ECB, Mario Draghi bahwa pemulihan ekonomi zona Eropa tahun ini tidak terlepas dari downside risk yang menyertainya dan penurunan sejumlah data ekonomi di Eropa.
Di sisi lain, meski pelaku pasar sempat merespon positif pidato The Fed yang mengatakan akan tetap memperpanjang program pembelian obligasinya.
"Namun, dengan adanya pernyataan salah satu petinggi The Fed, William Dudley bahwa program pembelian obligasi kemungkinan akan berakhir pada penghujung tahun ini membuat pelaku pasar semakin sensitif setiap jelang rilis data ekonomi AS yang sekiranya mengindikasikan akan berakhirnya program tersebut," kata dia, Senin (8/4/2013).
Pada penutupan perdagangan hari ini, posisi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah menjadi Rp9.756 per USD dibadning penutupan pada akhir pekan lalu di Rp9.753 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat kurs rupiah berada di level Rp9.751 per USD. Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, rupiah ditutup pada level Rp9.753 per USD.
Kepala riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah masih dalam teritori negatif setelah merespon komentar Presiden ECB, Mario Draghi bahwa pemulihan ekonomi zona Eropa tahun ini tidak terlepas dari downside risk yang menyertainya dan penurunan sejumlah data ekonomi di Eropa.
Di sisi lain, meski pelaku pasar sempat merespon positif pidato The Fed yang mengatakan akan tetap memperpanjang program pembelian obligasinya.
"Namun, dengan adanya pernyataan salah satu petinggi The Fed, William Dudley bahwa program pembelian obligasi kemungkinan akan berakhir pada penghujung tahun ini membuat pelaku pasar semakin sensitif setiap jelang rilis data ekonomi AS yang sekiranya mengindikasikan akan berakhirnya program tersebut," kata dia, Senin (8/4/2013).
(rna)