Ground breaking PLTP Sarulla sebelum KIB II berakhir
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik menegaskan, pelaksanaan ground breaking Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau Geothermal Sarulla harus terealisasi sebelum masa jabatan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II berakhir.
"Sebelum kabinet selesai ground breaking sudah dilaksanakan. Waktu kita tinggal satu setengah tahun lagi," ujar Jero di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Kamis (11/4/2013).
Jero menegaskan, proyek ini memberi arti besar bagi Indonesia, khusunya penyediaan listrik bagi masyarakat di Sumatera Utara.
Pasalnya, dengan terealisasinya PLTU Sarulla tersebut, maka kebutuhan listrik masyarakat terutama di Sumatera Utara dapat terpenuhi lebih baik, sekaligus mengurangi beban pemerintah terhadap penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini dipergunakan untuk pembangkit listrik.
Sementara, dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden RI, Boediono juga mengungkapkan hal senada. Dia menegaskan agar tak ada satu hari pun terlewatkan untuk merealisasikan PLTP tersebut.
"Jangan menunda satu hari pun. Konsorsium harus menyelesaikannya sesegera mungkin. Seperti kata Pak Jero, kalau ada hambatan kita telepon-telepoanan saja biar cepat," ujarnya.
PLTP Sarulla sendiri diketahui adalah pembangkit listrik terbesar dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW tahap II di Indonesia. Bahkan di dunia, PLTP Sarulla juga termasuk dalam geothermal terbesar dalam single-contract dan akan sangat mempercepat dalam mencapai sasaran elektrifikasi di Indonesia.
Proyek ini membutuhkan investasi sebesar USD1,5 miliar yang didanai oleh partisipasi swasta yang dipimpin Medco Energi dengan konsorsium perusahaan multinasional seperti Itochu, Kyusu dan Ormat yang terdiri dari equity 20 persen dan pinjaman lunak dari Japan Bank forInternational Corpoation (JBIC) 80 persen melalui skema IPP (Independen Power Producer).
"Sebelum kabinet selesai ground breaking sudah dilaksanakan. Waktu kita tinggal satu setengah tahun lagi," ujar Jero di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Kamis (11/4/2013).
Jero menegaskan, proyek ini memberi arti besar bagi Indonesia, khusunya penyediaan listrik bagi masyarakat di Sumatera Utara.
Pasalnya, dengan terealisasinya PLTU Sarulla tersebut, maka kebutuhan listrik masyarakat terutama di Sumatera Utara dapat terpenuhi lebih baik, sekaligus mengurangi beban pemerintah terhadap penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini dipergunakan untuk pembangkit listrik.
Sementara, dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden RI, Boediono juga mengungkapkan hal senada. Dia menegaskan agar tak ada satu hari pun terlewatkan untuk merealisasikan PLTP tersebut.
"Jangan menunda satu hari pun. Konsorsium harus menyelesaikannya sesegera mungkin. Seperti kata Pak Jero, kalau ada hambatan kita telepon-telepoanan saja biar cepat," ujarnya.
PLTP Sarulla sendiri diketahui adalah pembangkit listrik terbesar dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW tahap II di Indonesia. Bahkan di dunia, PLTP Sarulla juga termasuk dalam geothermal terbesar dalam single-contract dan akan sangat mempercepat dalam mencapai sasaran elektrifikasi di Indonesia.
Proyek ini membutuhkan investasi sebesar USD1,5 miliar yang didanai oleh partisipasi swasta yang dipimpin Medco Energi dengan konsorsium perusahaan multinasional seperti Itochu, Kyusu dan Ormat yang terdiri dari equity 20 persen dan pinjaman lunak dari Japan Bank forInternational Corpoation (JBIC) 80 persen melalui skema IPP (Independen Power Producer).
(izz)