Dow Jones dan S & P reli cetak rekor baru
A
A
A
Sindonews.com - Saham-saham di bursa Wall Street pada perdagangan Kamis waktu setempat ditutup kembali positif. Indeks Dow Jones serta S & P 500 kembali pada level tertinggi baru.
Rekor baru tersebut dipicu positifnya data pasar tenaga kerja dan prospek ritel, sehingga meredakan kekhawatiran investor terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Kendati kenaikan indeks S & P 500 sepanjang tahun ini sebesar 11,7 persen, namun investor sempat khawatir terhadap potensi pemulihan, terutama setelah laporan gaji pekerja pada Maret lalu menurun.
Sementara turunnya tunjangan klaim pengangguran AS pada pekan terakhir memberi sinyal bahwa ekonomi AS akan membaik dibanding beberapa data yang ditunjukkan sebelumnya.
"Data laporan pekerjaan pekan lalu menjadi penyelamat dan akan meningkatkan permintaan yang tinggi terhadap ekuitas," kata kepala investasi di BNY Mellon Wealth Management, Leo Grohowski, seperti dilansir Reuters, Jumat (12/4/2013).
Data ekonomi lain menunjukkan bahwa harga impor menurun 0,5 persen pada bulan lalu, sesuai dengan harapan. Hal serupa terjadi pada ekspor yang juga turun 0,4 persen. Ini menandakan tekanan inflasi tetap ada, dan memungkinkan bagi Federal Reserve untuk melanjutkan kebijakan moneter saat ini.
Indeks Dow Jones industrial average (DJI) naik 62,90 poin atau 0,42 persen menjadi 14.865,14, indeks The Standard & Poor 500 (SPX) naik 5,64 poin atau 0,36 persen ke 1.593,37, dan Nasdaq Composite Index (IXIC) naik tipis 2,90 poin atau 0,09 persen menjadi 3.300,16.
Ketiga indeks ditutup menguat pada hari keempat secara berturut-turut. Baik indeks Dow dan S&P 500 mencapai level intraday tertinggi baru sepanjang sejarah, sebelum berakhir pada penutupan tertinggi baru. Indeks Dow naik ke rekor intraday di 14.887,51, sedangkan indeks S&P 500 menetap pada 1.597,35.
Rekor baru tersebut dipicu positifnya data pasar tenaga kerja dan prospek ritel, sehingga meredakan kekhawatiran investor terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Kendati kenaikan indeks S & P 500 sepanjang tahun ini sebesar 11,7 persen, namun investor sempat khawatir terhadap potensi pemulihan, terutama setelah laporan gaji pekerja pada Maret lalu menurun.
Sementara turunnya tunjangan klaim pengangguran AS pada pekan terakhir memberi sinyal bahwa ekonomi AS akan membaik dibanding beberapa data yang ditunjukkan sebelumnya.
"Data laporan pekerjaan pekan lalu menjadi penyelamat dan akan meningkatkan permintaan yang tinggi terhadap ekuitas," kata kepala investasi di BNY Mellon Wealth Management, Leo Grohowski, seperti dilansir Reuters, Jumat (12/4/2013).
Data ekonomi lain menunjukkan bahwa harga impor menurun 0,5 persen pada bulan lalu, sesuai dengan harapan. Hal serupa terjadi pada ekspor yang juga turun 0,4 persen. Ini menandakan tekanan inflasi tetap ada, dan memungkinkan bagi Federal Reserve untuk melanjutkan kebijakan moneter saat ini.
Indeks Dow Jones industrial average (DJI) naik 62,90 poin atau 0,42 persen menjadi 14.865,14, indeks The Standard & Poor 500 (SPX) naik 5,64 poin atau 0,36 persen ke 1.593,37, dan Nasdaq Composite Index (IXIC) naik tipis 2,90 poin atau 0,09 persen menjadi 3.300,16.
Ketiga indeks ditutup menguat pada hari keempat secara berturut-turut. Baik indeks Dow dan S&P 500 mencapai level intraday tertinggi baru sepanjang sejarah, sebelum berakhir pada penutupan tertinggi baru. Indeks Dow naik ke rekor intraday di 14.887,51, sedangkan indeks S&P 500 menetap pada 1.597,35.
(rna)