Bangun infrastruktur, PGN butuh komitmen pemerintah
A
A
A
Sindonews.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengaku keterbatasan infrastruktur masih menjadi kendala utama dalam menyediakan alternatif bahan bakar murah bagi masyarakat, yakni gas bumi.
Direktur Pengusahaan PGN, Jobi Triananda menerangkan, ketersediaan jaringan pipa transmisi gas bumi di tanah air masih belum bisa mengimbangi permintaan maupun pemerataan distribusi gas di tanah air. Diketahui, belum seluruh wilayah di Indonesia dijangkau oleh jaringan penyaluran gas.
"Hal ini berbeda sekali dengan di Inggris, infrastruktur jaringan pipa gas sudah terintegrasi dari tiap-tiap kota. Dan itu juga karena jadi energi primer untuk musim winter," ujar Jobi Triananda di Kantor Pusat PGN, Jakarta, Jumat (12/4/2013).
Untuk melakukan pengembangan jaringan sendiri, lanjut Jobi, perlu komitmen bersama yang kuat antara masyarakat, pemerintah dan penggiat usaha untuk membangun infrastruktur jaringan pipa gas sehingga membuat ketahanan energi gas di Indonesia lebih merata.
Berkaca pada negara yang lebih maju dalam pemanfaatan gas bumi, peran pemerintah dipandang sebagai faktor yang dominan. "Harusnya yang membangun infrastruktur jaringan pipa gas itu pemerintah, karena marginnya tipis. Kalau di Inggris sana yang bangun British Gas, BUMN-nya Inggris. Mereka sudah bisa menikmati pasokan gas untuk kota-kota di sana," jelasnya.
PGN sendiri sebagai bagian dari pemerintah siap mengemban amanat untuk menyediakan infrastruktur yang lebih merata. Hanya saja perlu catatan bahwa harus ada komitmen yang kuat bahwa ketersediaan gas yang diperoleh di tanah air, haruslah sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Misalkan di Sulawesi, di sana memang ada gas yang diproduksi di Donggi Senoro, tapi sudah terikat janji kontrak/komitmen dengan perusahaan lain. Nah, kalau kita bangun pipa tapi gasnya tidak ada, nanti pipanya dialiri apa?" tandasnya.
Direktur Pengusahaan PGN, Jobi Triananda menerangkan, ketersediaan jaringan pipa transmisi gas bumi di tanah air masih belum bisa mengimbangi permintaan maupun pemerataan distribusi gas di tanah air. Diketahui, belum seluruh wilayah di Indonesia dijangkau oleh jaringan penyaluran gas.
"Hal ini berbeda sekali dengan di Inggris, infrastruktur jaringan pipa gas sudah terintegrasi dari tiap-tiap kota. Dan itu juga karena jadi energi primer untuk musim winter," ujar Jobi Triananda di Kantor Pusat PGN, Jakarta, Jumat (12/4/2013).
Untuk melakukan pengembangan jaringan sendiri, lanjut Jobi, perlu komitmen bersama yang kuat antara masyarakat, pemerintah dan penggiat usaha untuk membangun infrastruktur jaringan pipa gas sehingga membuat ketahanan energi gas di Indonesia lebih merata.
Berkaca pada negara yang lebih maju dalam pemanfaatan gas bumi, peran pemerintah dipandang sebagai faktor yang dominan. "Harusnya yang membangun infrastruktur jaringan pipa gas itu pemerintah, karena marginnya tipis. Kalau di Inggris sana yang bangun British Gas, BUMN-nya Inggris. Mereka sudah bisa menikmati pasokan gas untuk kota-kota di sana," jelasnya.
PGN sendiri sebagai bagian dari pemerintah siap mengemban amanat untuk menyediakan infrastruktur yang lebih merata. Hanya saja perlu catatan bahwa harus ada komitmen yang kuat bahwa ketersediaan gas yang diperoleh di tanah air, haruslah sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Misalkan di Sulawesi, di sana memang ada gas yang diproduksi di Donggi Senoro, tapi sudah terikat janji kontrak/komitmen dengan perusahaan lain. Nah, kalau kita bangun pipa tapi gasnya tidak ada, nanti pipanya dialiri apa?" tandasnya.
(gpr)