Demi gaji, ahli migas Indonesia eksodus ke luar negeri
A
A
A
Sindonews.com - Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan, Indonesia kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang ahli dalam pengeboran minyak bumi, karena mayoritas SDM lokal lebih tertarik bekerja di perusahaan minyak asing yang menggaji lebih besar.
"Kita sekarang kekurangan orang yang bisa melakukan pengeboran dan di industri migas juga kehilangan orang yang baik, rupanya banyak SDM yang kabur ke perusahaan minyak asing karena gajinya lebih gede dibanding kita," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Dia mengungkapkan, di luar negeri ternyata banyak tenaga ahli migas Indonesia yang dipekerjakan karena banyak orang Indonesia yang memiliki keahlian memadai dalam industri migas dan pengeboran.
"Ternyata di luar negeri butuh tenaga Indonesia yang cakap, seperti di Qatar, Arab Saudi, Yaman, Petronas, Inggris, serta Afrika," tambahnya.
Rudi menyayangkan, apabila semua orang Indonesia yang ahli dalam migas pergi, siapa lagi yang akan mengelola migas dalam negeri dan dikhawatirkan hal ini akan menghambat produksi migas dalam negeri.
"Siapa yang akan kelola migas kita? SDM kita tidak cukup orang dan banyak kekurangan orang karena ahlinya laku di luar negeri. Sulit sekarang bagi kita untuk bisa naikkan produksi dengan kencang seperti sebelumnya apabila mereka terus keluar," tutupnya
"Kita sekarang kekurangan orang yang bisa melakukan pengeboran dan di industri migas juga kehilangan orang yang baik, rupanya banyak SDM yang kabur ke perusahaan minyak asing karena gajinya lebih gede dibanding kita," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Dia mengungkapkan, di luar negeri ternyata banyak tenaga ahli migas Indonesia yang dipekerjakan karena banyak orang Indonesia yang memiliki keahlian memadai dalam industri migas dan pengeboran.
"Ternyata di luar negeri butuh tenaga Indonesia yang cakap, seperti di Qatar, Arab Saudi, Yaman, Petronas, Inggris, serta Afrika," tambahnya.
Rudi menyayangkan, apabila semua orang Indonesia yang ahli dalam migas pergi, siapa lagi yang akan mengelola migas dalam negeri dan dikhawatirkan hal ini akan menghambat produksi migas dalam negeri.
"Siapa yang akan kelola migas kita? SDM kita tidak cukup orang dan banyak kekurangan orang karena ahlinya laku di luar negeri. Sulit sekarang bagi kita untuk bisa naikkan produksi dengan kencang seperti sebelumnya apabila mereka terus keluar," tutupnya
(gpr)