Dahlan Iskan: Inalum bukan diambil alih
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan mengatakan, kurang tepat jika istilah Inalum direbut atau diambil alih menjadi BUMN.
Dahlan beralasan, karena ketika kontrak Inalum berakhir otomatis akan menjadi milik Indonesia. "Dan karena 100 persen sahamnya milik Indonesia, maka otomatis jadi BUMN, jadi bukan diambil alih," ujarnya kepada Sindonews di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Mengenai hitung-hitungan terkait nilai aset dengan Jepang, Dahlan memilih untuk mengikuti tim perunding yang dipimpin Menteri Perindustiran (Menperin), MS Hidayat.
"Hitung-hitungannya harus diselesaikan, mau memakai harga tim perunding saya memilih ikut saja," ujarnya.
Dia mengatakan, apabila jumlah BUMN sebanyak 143 perusahaan dipangkas menjadi 86, maka kemungkinan besar Inalum akan menjadi BUMN ke 87.
"Ke depannya, Inalum menjadi BUMN yang merupakan persahaan lama tetapi statusnya baru. Jadi nanti (setelah dipangkas) akan ada 87 BUMN," pungkas Dahlan.
Dahlan beralasan, karena ketika kontrak Inalum berakhir otomatis akan menjadi milik Indonesia. "Dan karena 100 persen sahamnya milik Indonesia, maka otomatis jadi BUMN, jadi bukan diambil alih," ujarnya kepada Sindonews di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Mengenai hitung-hitungan terkait nilai aset dengan Jepang, Dahlan memilih untuk mengikuti tim perunding yang dipimpin Menteri Perindustiran (Menperin), MS Hidayat.
"Hitung-hitungannya harus diselesaikan, mau memakai harga tim perunding saya memilih ikut saja," ujarnya.
Dia mengatakan, apabila jumlah BUMN sebanyak 143 perusahaan dipangkas menjadi 86, maka kemungkinan besar Inalum akan menjadi BUMN ke 87.
"Ke depannya, Inalum menjadi BUMN yang merupakan persahaan lama tetapi statusnya baru. Jadi nanti (setelah dipangkas) akan ada 87 BUMN," pungkas Dahlan.
(izz)