Inflasi akibat pengurangan subsidi BBM hanya sementara
A
A
A
Sindonews.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Bidang Pengelolaan Moneter, Perry Warjiyo mengatakan, inflasi yang nantinya ada akibat dampak pengendalian dan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi berupa pengurangan subsidi BBM sifatnya temporer.
"BI melihat bahwa kalau terjadi kenaikan harga apapun yang diatur pemerintah termasuk BBM dampaknya akan temporer, paling lama (inflasi) tiga bulan," ujarnya di hotel Sahid, Jakarta, Rabu (17/4/2013).
Perry melanjutkan, yang dilakukan BI adalah dampak terhadap kenaikan ekspektasi inflasi tersebut, respon BI nantinya tergantung kebijakan atau opsi yang diambil oleh pemerintah sendiri.
"Kita akan meresponnya tergantung dari persisnya kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah apa, BI sudah memiliki hitung-hitungan untuk menakar opsi yang diambil pemerintah," lanjutnya.
Perry menambahkan, BI akan menakar dampak pengendalian BBM bersubsidi terhadap ekspektasi inflasi jangka pendek dan akan merespon dari sisi moneter untuk menjaga inflasi jangka pendek tersebut.
"Persisnya seperti apa kita tunggu kepastian kebijakannya supaya jelasnya respon kami seperti apa," pungkasnya.
"BI melihat bahwa kalau terjadi kenaikan harga apapun yang diatur pemerintah termasuk BBM dampaknya akan temporer, paling lama (inflasi) tiga bulan," ujarnya di hotel Sahid, Jakarta, Rabu (17/4/2013).
Perry melanjutkan, yang dilakukan BI adalah dampak terhadap kenaikan ekspektasi inflasi tersebut, respon BI nantinya tergantung kebijakan atau opsi yang diambil oleh pemerintah sendiri.
"Kita akan meresponnya tergantung dari persisnya kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah apa, BI sudah memiliki hitung-hitungan untuk menakar opsi yang diambil pemerintah," lanjutnya.
Perry menambahkan, BI akan menakar dampak pengendalian BBM bersubsidi terhadap ekspektasi inflasi jangka pendek dan akan merespon dari sisi moneter untuk menjaga inflasi jangka pendek tersebut.
"Persisnya seperti apa kita tunggu kepastian kebijakannya supaya jelasnya respon kami seperti apa," pungkasnya.
(gpr)