SKK Migas bangga produksi minyak capai zero decline
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini mengatakan, produksi minyak (lifting) nasional mulai naik sejak awal tahun, bahkan rata-rata produksi minyak pada Maret 2013 berhasil mencapai 840 ribu barel per hari.
Sementara, rata-rata produksi minyak pada kuartal pertama tahun ini telah mencapai 830.900 barel per hari. Hal itu dinilai keberhasilan karena jika dibandingkan dengan angka produksi pada hari terakhir Desember 2012 sebesar 825.000 barel per hari. SKK Migas mengklaim berhasil menahan laju penurunan produksi hingga mencapai nol persen atau zero decline bahkan cenderung meningkat.
"Normalnya produksi minyak akan terus mengalami penurunan jika tidak ada usaha untuk menahan laju penurunan produksi. Pada akhir 2012 produksi minyak nasional sebesar 825.000 barel per hari dan normalnya produksi minyak akan mengalami penurunan hingga mencapai 15 persen. Tetapi saat ini kita telah berhasil menaikkan produksi," ujarnya seperti dikutip dari situs resmi SKK Migas, Minggu (21/4/2013).
Sejumlah KKKS yang berhasil melampaui target produksi pada kuartal pertama tahun ini antara lain ConocoPhillips lebih tinggi 20 persen, yaitu 36.084 barel per hari dari target didalam Work Program and Budget (WP&B) sebesar 30.100 barel per hari, VICO Indonesia berhasil lebih tinggi enam persen yaitu 14.661 barel per hari dari target sebesar 13.800 barel per hari.
selain itu, CNOOC SES Ltd lebih tinggi lima persen atau 35.469 barel per hari dari target 33.488 barel per hari, PHE ONWJ lebih tinggi empat persen atau 37.918 barel minyak per hari dari target 36.406 barel per hari, dan Total lebih tinggi dua persen dengan angka 69.627 barel minyak per hari dari target sebesar 67.990 barel per hari.
Sementara Mobil Cepu Ltd berhasil memenuhi target yang telah disepakati di dalam WP&B dengan capaian 24.580 barel minyak per hari dari target 24.452 barel per hari.
"Kami berharap pencapaian target produksi pada kuartal berikutnya hingga akhir tahun tidak lebih rendah dari yang direncanakan. Untuk itu para kontraktor kontrak kerja sama diharapkan mengidentifikasi hambatan operasi yang menyebabkan tidak tercapainya target dan membuat rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja sistem aliran fluida produksi migas," terang Rudi.
Sementara, rata-rata produksi minyak pada kuartal pertama tahun ini telah mencapai 830.900 barel per hari. Hal itu dinilai keberhasilan karena jika dibandingkan dengan angka produksi pada hari terakhir Desember 2012 sebesar 825.000 barel per hari. SKK Migas mengklaim berhasil menahan laju penurunan produksi hingga mencapai nol persen atau zero decline bahkan cenderung meningkat.
"Normalnya produksi minyak akan terus mengalami penurunan jika tidak ada usaha untuk menahan laju penurunan produksi. Pada akhir 2012 produksi minyak nasional sebesar 825.000 barel per hari dan normalnya produksi minyak akan mengalami penurunan hingga mencapai 15 persen. Tetapi saat ini kita telah berhasil menaikkan produksi," ujarnya seperti dikutip dari situs resmi SKK Migas, Minggu (21/4/2013).
Sejumlah KKKS yang berhasil melampaui target produksi pada kuartal pertama tahun ini antara lain ConocoPhillips lebih tinggi 20 persen, yaitu 36.084 barel per hari dari target didalam Work Program and Budget (WP&B) sebesar 30.100 barel per hari, VICO Indonesia berhasil lebih tinggi enam persen yaitu 14.661 barel per hari dari target sebesar 13.800 barel per hari.
selain itu, CNOOC SES Ltd lebih tinggi lima persen atau 35.469 barel per hari dari target 33.488 barel per hari, PHE ONWJ lebih tinggi empat persen atau 37.918 barel minyak per hari dari target 36.406 barel per hari, dan Total lebih tinggi dua persen dengan angka 69.627 barel minyak per hari dari target sebesar 67.990 barel per hari.
Sementara Mobil Cepu Ltd berhasil memenuhi target yang telah disepakati di dalam WP&B dengan capaian 24.580 barel minyak per hari dari target 24.452 barel per hari.
"Kami berharap pencapaian target produksi pada kuartal berikutnya hingga akhir tahun tidak lebih rendah dari yang direncanakan. Untuk itu para kontraktor kontrak kerja sama diharapkan mengidentifikasi hambatan operasi yang menyebabkan tidak tercapainya target dan membuat rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja sistem aliran fluida produksi migas," terang Rudi.
(izz)