Analis: IHSG bisa tembus 5.400
A
A
A
Sindonews.com - Analis PT Buana Capital, Alfred Nainggolan melihat, bahwa Indeks Harga Saham Gabugan (IHSG) akan terkoreksi setelah menguat tajam. Kenaikan IHSG saat ini termasuk signifikan, sehingga terdapat potensi koreksi yang besar kedepan. Namun koreksi tersebut lebih bersifat konsolidasi atau jangka pendek.
Pihaknya optimis, kedepan IHSG masih dapat tumbuh dengan target mencapai 5.400. "Target ini merefleksikan pertumbuhan IHSG sebesar 25 persen dan besaran pertumbuhan tersebut cukup ideal dengan ekspektasi kami terhadap pertumbuhan laba emiten sebesar 20-22 persen pada 2013 dan 2014 serta pertumbuhan ekonomi pada 2013 sebesar 6,3-6,6 persen," katanya, Minggu (21/4/2013).
Secara valuasi, lanjut dia, IHSG saat ini diperdagangkan pada level PE 18x. Nilai tersebut lebih tinggi sedikit dibandingkan PE pasar Eropa (15x-17x) dan Amerika (15x -16x). "Namun dengan asumsi pertumbuhan laba emiten 2013 & 2014 maka valuasi IHSG tidaklah mahal," ujarnya.
Dia melihat sisa pertumbuhan IHSG masih akan didukung oleh sektor properti, konsumsi dan perbankan. "Kami juga melihat di semester kedua akan ada perbaikan di sektor komoditi (CPO, logam, coal) seiring dengan membaiknya perekonomian global (Cina, Amerika dan Jepang)," jelasnya.
Sementara, analis dari Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, belum melakukan revisi target IHSG tahun ini dari level 5.000. Namun dia akan melihat indeks hingga pertengahan tahun, apakah mampu berada pada kisaran 5050-5100.
Jika berada pada kisaran tersebut, maka indeks diperkirakan akan berada di level 5.300-5.400 pada akhir tahun. Hal ini karena pihaknya mewaspadai indeks yang kehilangan sentimen pendorong lalu terjadi koreksi besar.
"Dalam jangka pendek indeks ada kemungkinan terjadi koreksi, namun secara jangka panjang masih akan terus tumbuh," ujar Reza.
Pihaknya mengaku khawatir dengan kondisi bursa global yang masih rentan terhadap pergolakan. Hal ini terlihat pada kasus Siprus yang membuat bursa Eropa langsung bergerak negatif.
Sementara itu, Eropa juga masih mempunyai kasus Portugal dan Yunani yang tidak kalah rumit. Bursa global dinilai akan menjadi faktor pendorong signifikan bagi pergerakan IHSG. Setelah berakhirnya isu laporan keuangan dan dividen, maka IHSG membutuhkan sentimen pendorong untuk bisa terus bergerak positif. "Walaupun terlalu cepat mencapai 5.000, namun itu tidak masalah selama ada pondasinya," ujar dia.
Pihaknya optimis, kedepan IHSG masih dapat tumbuh dengan target mencapai 5.400. "Target ini merefleksikan pertumbuhan IHSG sebesar 25 persen dan besaran pertumbuhan tersebut cukup ideal dengan ekspektasi kami terhadap pertumbuhan laba emiten sebesar 20-22 persen pada 2013 dan 2014 serta pertumbuhan ekonomi pada 2013 sebesar 6,3-6,6 persen," katanya, Minggu (21/4/2013).
Secara valuasi, lanjut dia, IHSG saat ini diperdagangkan pada level PE 18x. Nilai tersebut lebih tinggi sedikit dibandingkan PE pasar Eropa (15x-17x) dan Amerika (15x -16x). "Namun dengan asumsi pertumbuhan laba emiten 2013 & 2014 maka valuasi IHSG tidaklah mahal," ujarnya.
Dia melihat sisa pertumbuhan IHSG masih akan didukung oleh sektor properti, konsumsi dan perbankan. "Kami juga melihat di semester kedua akan ada perbaikan di sektor komoditi (CPO, logam, coal) seiring dengan membaiknya perekonomian global (Cina, Amerika dan Jepang)," jelasnya.
Sementara, analis dari Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, belum melakukan revisi target IHSG tahun ini dari level 5.000. Namun dia akan melihat indeks hingga pertengahan tahun, apakah mampu berada pada kisaran 5050-5100.
Jika berada pada kisaran tersebut, maka indeks diperkirakan akan berada di level 5.300-5.400 pada akhir tahun. Hal ini karena pihaknya mewaspadai indeks yang kehilangan sentimen pendorong lalu terjadi koreksi besar.
"Dalam jangka pendek indeks ada kemungkinan terjadi koreksi, namun secara jangka panjang masih akan terus tumbuh," ujar Reza.
Pihaknya mengaku khawatir dengan kondisi bursa global yang masih rentan terhadap pergolakan. Hal ini terlihat pada kasus Siprus yang membuat bursa Eropa langsung bergerak negatif.
Sementara itu, Eropa juga masih mempunyai kasus Portugal dan Yunani yang tidak kalah rumit. Bursa global dinilai akan menjadi faktor pendorong signifikan bagi pergerakan IHSG. Setelah berakhirnya isu laporan keuangan dan dividen, maka IHSG membutuhkan sentimen pendorong untuk bisa terus bergerak positif. "Walaupun terlalu cepat mencapai 5.000, namun itu tidak masalah selama ada pondasinya," ujar dia.
(izz)