Sudah mahal, Dahlan setujui stock split saham TLKM
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham mayoritas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mendukung dan akan menyetujui rencana perusahaan telekomunikasi pelat merah itu untuk memecah nilai nominal saham (stock split) sahamnya lantaran harga sahamnya sudah mahal.
Kendati demikian, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku baru mendengar rencana TLKM yang akan melakukan stock split tersebut.
"Saya baru dengar ini (rencana stock split), tapi sebenarnya normal-normal saja yang seperti itu karena harga saham Telkom sudah terlalu mahal. Seperti dulu, Semen Gresik (sekarang Semen Indonesia) melakukan stock split) walaupun pada akhirnya sahamnya menjadi mahal lagi," ujarnya di Jakarta, Senin (22/4/2013).
Mengingat harga saham TLKM yang sudah mahal, mantan Direktur Utama PLN ini mengaku khawatir jika tidak melakukan stock split, justru akan berdampak pada nilai transaksi perdagangan saham perseroan yang akan menurun. Mengenai mekanisme stock split, Dahlan menyerahkan kepada korporasi bersangkutan.
"Kalau harga sahamnya terlalu mahal nanti transaksinya malah jadi kecil. Itu normal saja bagi perusahaan yang harga sahamnya sudah terlalu mahal bahwa ada baiknya di-stock split. Mengenai mekanismenya, saya serahkan sepenuhnya pada korporasi," tuturnya.
Direktur Utama TLKM, Arief Yahya sebelumnya menyatakan sedang menunggu persetujuan Kementerian BUMN untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut. Perseroan akan melakukan stock split dengan rasio 1:5.
Adapun tujuan perseroan melakukan stock split agar harga saham perusahaan lebih murah dan likuid di pasar.
Pada penutupan sesi I perdagangan siang ini, harga saham TLKM ditutup menguat Rp550 ke Rp12.250 per saham.
Kendati demikian, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku baru mendengar rencana TLKM yang akan melakukan stock split tersebut.
"Saya baru dengar ini (rencana stock split), tapi sebenarnya normal-normal saja yang seperti itu karena harga saham Telkom sudah terlalu mahal. Seperti dulu, Semen Gresik (sekarang Semen Indonesia) melakukan stock split) walaupun pada akhirnya sahamnya menjadi mahal lagi," ujarnya di Jakarta, Senin (22/4/2013).
Mengingat harga saham TLKM yang sudah mahal, mantan Direktur Utama PLN ini mengaku khawatir jika tidak melakukan stock split, justru akan berdampak pada nilai transaksi perdagangan saham perseroan yang akan menurun. Mengenai mekanisme stock split, Dahlan menyerahkan kepada korporasi bersangkutan.
"Kalau harga sahamnya terlalu mahal nanti transaksinya malah jadi kecil. Itu normal saja bagi perusahaan yang harga sahamnya sudah terlalu mahal bahwa ada baiknya di-stock split. Mengenai mekanismenya, saya serahkan sepenuhnya pada korporasi," tuturnya.
Direktur Utama TLKM, Arief Yahya sebelumnya menyatakan sedang menunggu persetujuan Kementerian BUMN untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut. Perseroan akan melakukan stock split dengan rasio 1:5.
Adapun tujuan perseroan melakukan stock split agar harga saham perusahaan lebih murah dan likuid di pasar.
Pada penutupan sesi I perdagangan siang ini, harga saham TLKM ditutup menguat Rp550 ke Rp12.250 per saham.
(rna)