Wamen ESDM: Banyak pihak manfaatkan isu kelangkaan solar
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo mengatakan, bahwa kuota solar yang sudah ditetapkan dalam APBN sudah habis. Dia menyayangkan tindakan masyarakat yang mendadak mengambil solar tersebut dalam jumlah yang signifikan hingga menyebabkan kelangkaan.
"Solar itu kan kuotanya memang sudah habis. Kemudian ada isu solar langka yang membuat beberapa pihak memanfaatkan isu tersebut. Misalkan biasa mengisi 40 liter tapi karena ada isu itu langsung mengambil 80 liter. Saran kita sih pada gubernur dan polisi tolong dicek lah karena hal ini enggak bener," ujarnya kepada Sindonews di Niaga Tower, Jakarta, Selasa (23/4/2013).
Dia menjelaskan, seharusnya tidak ada kelangkaan solar karena pemerintah selalu menyediakan solar non subsidi dalam jumlah lebih dari cukup.
"Kalau solar yang non-subsidi sebetulnya setiap hari kita gelontorkan terus. Tapi karena ada isu kelangkaan ini maka ada masyarakat yang mengambil kesempatan dalam kesempitan," jelasnya.
Susilo menambahkan, ada juga pihak-pihak pengusaha yang ikut-ikutan dalam mengambil keuntungan dari kejadian ini dan ikut andil dalam keterlangkaan solar tersebut.
"Banyak orang-orang kita itu yang sangat pinter untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan, pengusaha juga pinter mengambil kesempatan karena sebetulnya truk-truk pertambangan dan perkebunan juga suka mengambil kesempatan dengan cara seperti tadi," ucapnya.
Sementara, dia mengaku menambah kuota solar merupakan hal yang sulit, karena harus mendapatkan persetujuan DPR dan melalui APBNP. "Menambah kuota itu sulit, kan kita dipatok oleh DPR 46 juta kilo liter dan setiap perubahan harus dapat persetujan DPR melalui APBNP," tandasnya.
"Solar itu kan kuotanya memang sudah habis. Kemudian ada isu solar langka yang membuat beberapa pihak memanfaatkan isu tersebut. Misalkan biasa mengisi 40 liter tapi karena ada isu itu langsung mengambil 80 liter. Saran kita sih pada gubernur dan polisi tolong dicek lah karena hal ini enggak bener," ujarnya kepada Sindonews di Niaga Tower, Jakarta, Selasa (23/4/2013).
Dia menjelaskan, seharusnya tidak ada kelangkaan solar karena pemerintah selalu menyediakan solar non subsidi dalam jumlah lebih dari cukup.
"Kalau solar yang non-subsidi sebetulnya setiap hari kita gelontorkan terus. Tapi karena ada isu kelangkaan ini maka ada masyarakat yang mengambil kesempatan dalam kesempitan," jelasnya.
Susilo menambahkan, ada juga pihak-pihak pengusaha yang ikut-ikutan dalam mengambil keuntungan dari kejadian ini dan ikut andil dalam keterlangkaan solar tersebut.
"Banyak orang-orang kita itu yang sangat pinter untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan, pengusaha juga pinter mengambil kesempatan karena sebetulnya truk-truk pertambangan dan perkebunan juga suka mengambil kesempatan dengan cara seperti tadi," ucapnya.
Sementara, dia mengaku menambah kuota solar merupakan hal yang sulit, karena harus mendapatkan persetujuan DPR dan melalui APBNP. "Menambah kuota itu sulit, kan kita dipatok oleh DPR 46 juta kilo liter dan setiap perubahan harus dapat persetujan DPR melalui APBNP," tandasnya.
(gpr)