Jerman tertarik investasi di pelabuhan Sulsel
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Jerman melalui senator of finance state of Bremen Germany melihat peluang investasi di sektor pelabuhan Sulawesi Selatan cukup menjanjikan. Karena itu, pemerintah Jerman khususnya kota Bremen akan melakukan penjajakan lebih jauh untuk memasuki peluang tersebut.
Rombongan senator Jerman yang dipimpin Minister of Economics, Labour and Ports, Martin Gunthner saat berkunjung ke PT Palabuhan Indonesia (Pelindo) IV Persero sebagai tamu Otoritas Pelabuhan (OP) Makassar pada 25 April 2012 mengatakan, kunjungannya tersebut ada maksud untuk penjajakan hubungan bisnis.
Walau begitu, Martin belum mau mengutarakan seberapa jauh niat tersebut. "Untuk penjajakan bisnis itu sudah pasti, baik dari segi kepelabuhan, logistik, transportasi dan yang paling penting adalah human capital. Namun hal ini masih akan dibicarakan lebih jauh," katanya.
Pihak Jerman menilai, peluang Indonesia terutama Makassar cukup menjanjikan dalam bisnis kepelabuhan. Tapi, mereka tidak ingin cepat mengambil keputusan untuk menggelontorkan investasi dalam jenis bisnis yang dimungkinkan. "Kami butuh waktu mempelajari," imbuhnya.
Bremen sebagai kota pelabuhan dunia punya banyak pengalaman dalam mengelola bisnis pelabuhan, sehingga ke depannya aspek-aspek bisnis yang dijajaki akan sama-sama dikembangkan kedua belah pihak.
"Kita memang sudah punya hubungan baik dengan negara ini dan kerja sama ini ke depannya akan sama-sama menguntungkan," ujar Gunthner.
Pelabuhan di kota Bremen Germany dikenal sebagai pelabuhan kontainer besar di dunia. Per tahunnya mampu menampung enam juta twenty-foot equivalent units (TEUs) kontainer, dan terminal mobil terbesar untuk pabrikan mobil Mercedes Benz.
Sementara Pelabuhan Peti Kemas Soekarno Hatta, Makassar hanya memiliki kapasitas 400 ribu TEUs dan baru akan membangun terminal mobil.
Rombongan senator Jerman yang dipimpin Minister of Economics, Labour and Ports, Martin Gunthner saat berkunjung ke PT Palabuhan Indonesia (Pelindo) IV Persero sebagai tamu Otoritas Pelabuhan (OP) Makassar pada 25 April 2012 mengatakan, kunjungannya tersebut ada maksud untuk penjajakan hubungan bisnis.
Walau begitu, Martin belum mau mengutarakan seberapa jauh niat tersebut. "Untuk penjajakan bisnis itu sudah pasti, baik dari segi kepelabuhan, logistik, transportasi dan yang paling penting adalah human capital. Namun hal ini masih akan dibicarakan lebih jauh," katanya.
Pihak Jerman menilai, peluang Indonesia terutama Makassar cukup menjanjikan dalam bisnis kepelabuhan. Tapi, mereka tidak ingin cepat mengambil keputusan untuk menggelontorkan investasi dalam jenis bisnis yang dimungkinkan. "Kami butuh waktu mempelajari," imbuhnya.
Bremen sebagai kota pelabuhan dunia punya banyak pengalaman dalam mengelola bisnis pelabuhan, sehingga ke depannya aspek-aspek bisnis yang dijajaki akan sama-sama dikembangkan kedua belah pihak.
"Kita memang sudah punya hubungan baik dengan negara ini dan kerja sama ini ke depannya akan sama-sama menguntungkan," ujar Gunthner.
Pelabuhan di kota Bremen Germany dikenal sebagai pelabuhan kontainer besar di dunia. Per tahunnya mampu menampung enam juta twenty-foot equivalent units (TEUs) kontainer, dan terminal mobil terbesar untuk pabrikan mobil Mercedes Benz.
Sementara Pelabuhan Peti Kemas Soekarno Hatta, Makassar hanya memiliki kapasitas 400 ribu TEUs dan baru akan membangun terminal mobil.
(izz)