Dual price BBM bikin resah nelayan Surabaya

Kamis, 25 April 2013 - 16:24 WIB
Dual price BBM bikin resah nelayan Surabaya
Dual price BBM bikin resah nelayan Surabaya
A A A
Sindonews.com - Rencana pemerintah untuk menerapkan dua harga (dual price) terhadap bahan bakar minyak (BBM) membuat sejumlah nelayan di Surabaya resah. Pasalnya, harga tersebut hanya untuk kendaraan darat.

Opsi pertama, BBM seharga Rp4.500 per liter untuk kendaraan roda dua dan angkutan umum. Sedangkan BBM seharga Rp6.500 per liter untuk mobil pribadi.

"Ya kami resah. Karena harga itu untuk kendaraan. Sementara untuk nelayan ikut harga yang mana kami juga tidak tahu," kata Ketua Kelompok Nelayan Greges, Surabaya, Muhammad Amin, Kamis (25/4/2013).

Amin mengaku, sejumlah nelayan di kampung tersebut memang menggunakan bahan bakar premium untuk perahu. Dibanding dengan Solar, bahan bakar premium lebih tepat untuk mesin kapal.

Karena, lanju dia, mesin dengan bahan bakar premium membuat pergerakkan mesin lebih cepat. Dengan menggunakan solar tenaga mesin lebih besar namun untuk kecepatan masih kalah dengan mesin berbahan bakar premium.

"Karena dalam mencari ikan kami tidak menetap di satu titik. Dengan bensin akan lebih cepat berpindah," ujar pria yang sudah belasan tahun menjadi nelayan ini.

Karena itu, lanjut dia, rencana kenaikan BBM ini membuat sejumlah nelayan semakin resah dan was-was. Pihaknya berharap harga BMM untuk nelayan tetap dengan harga yang lama yakni Rp4.500 per liter.

Menurutnya, jika nelayan mengikuti harga Rp6.500 per liter tentu akan sangat mencekik. Terlebih lagi saat ini penghasilan nelayah di kampung Greges semakin menurun. Hal itu disebabkan dengan pembangunan Teluk Lamong yang banyak menyisakan limbah. Sehingga, ikan untuk ditangkap semakin jarang.

"Kalau sampai ikut harga yang baru tidak cukup untuk oprasional. Nanti kita makan apa," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah berencana memberikan dua harga untuk BBM jenis premium dan solar. Implementasi kebijakan tersebut diperkirakan paling cepat akhir April ini. Hingga saat ini, wacana tersebut masih menuai kontroversi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1560 seconds (0.1#10.140)