ISMI setuju pengurangan subsidi BBM dengan catatan
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Ilham Akbar Habibie menyatakan setuju terhadap pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan catatan harus ada dukungan kepada masyarakat miskin.
"Setuju dengan catatan. Bahwasannya rakyat miskin tetap harus didukung," ujarnya di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat (26/4/2013).
Dia melanjutkan, banyak cara mengalihkan pengurangan subsidi dengan bantuan sosial. Akan tetapi hal yang mendasar adalah pengurangan subsidi BBM ini diharapkan dapat memperkuat industri karena dia mengkhawatirkan apabila terus dimanja dengan BBM murah, ke depannya industri tak akan bisa bersaing.
"Ini kan prinsip, jadi saya setuju apabila ditujukan untuk memperkuat industri, karena industri kalau terlalu lama dimanja nanti takutnya tidak bisa bersaing ke depannya," lanjutnya.
Dia mengutarakan, selama ini harga barang industri selalu murah dan cenderung tidak realistis karena distribusi barang tersebut menggunakan kendaraan dengan BBM bersubsidi.
"Dengan kata lain selama ini harganya tidak realistis tapi sesungguhnya dia mampu bersaing di kancah internasional. Jadi nanti kita temukan satu solusi atau pola di mana industri tetap bisa bertahap dan tidak kaget-kagetan (dengan pengurangan subsidi BBM) dan mereka harus mampu. Kalau tidak dia akan tenggelam karena bersaing dengan yang lebih kuat," paparnya.
Tidak mengingatkan kembali agar pemerintah melindungi orang miskin dengan kebijakan yang tepat sasaran agar orang miskin tidak semakin menderita dengan pengurangan subsidi BBM tersebut.
"Yang kedua kita harus menemukan kebijakan yang berpihak pada rakyat miskin di mana dia tidak menderita karena adanya harga BBM yang mahal itu," tutupnya.
"Setuju dengan catatan. Bahwasannya rakyat miskin tetap harus didukung," ujarnya di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat (26/4/2013).
Dia melanjutkan, banyak cara mengalihkan pengurangan subsidi dengan bantuan sosial. Akan tetapi hal yang mendasar adalah pengurangan subsidi BBM ini diharapkan dapat memperkuat industri karena dia mengkhawatirkan apabila terus dimanja dengan BBM murah, ke depannya industri tak akan bisa bersaing.
"Ini kan prinsip, jadi saya setuju apabila ditujukan untuk memperkuat industri, karena industri kalau terlalu lama dimanja nanti takutnya tidak bisa bersaing ke depannya," lanjutnya.
Dia mengutarakan, selama ini harga barang industri selalu murah dan cenderung tidak realistis karena distribusi barang tersebut menggunakan kendaraan dengan BBM bersubsidi.
"Dengan kata lain selama ini harganya tidak realistis tapi sesungguhnya dia mampu bersaing di kancah internasional. Jadi nanti kita temukan satu solusi atau pola di mana industri tetap bisa bertahap dan tidak kaget-kagetan (dengan pengurangan subsidi BBM) dan mereka harus mampu. Kalau tidak dia akan tenggelam karena bersaing dengan yang lebih kuat," paparnya.
Tidak mengingatkan kembali agar pemerintah melindungi orang miskin dengan kebijakan yang tepat sasaran agar orang miskin tidak semakin menderita dengan pengurangan subsidi BBM tersebut.
"Yang kedua kita harus menemukan kebijakan yang berpihak pada rakyat miskin di mana dia tidak menderita karena adanya harga BBM yang mahal itu," tutupnya.
(gpr)