Kalah lobi, Mari Elka mundur pemilihan Dirjen WTO
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu akhirnya mundur dari pencalonanya sebagai kandidat Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Mari pun dipastikan tidak masuk ke putaran dua pemilihan kandidat Dirjen WTO.
Menanggapi langkah Mari, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengemukakan, mantan Menteri Perdagangan tersebut mundur karena lobi yang kurang maksimal sehingga kurang mendapatkan dukungan dari negara-negara di luar ASEAN.
“Kalau kompetensi Mari Elka jauh lebih kompeten. Tapi ini kan soal lobi. Ada persoalan peta dukungan,” tutur Hatta di kantor Kementerian Keuangan, di Jakarta, Jumat (26/4/2013).
Menurut Hatta, pemerintah sebenarnya sudah serius melakukan lobi ke beberapa negara guna mendulang dukungan. Namun, adanya kandidat yang berasal dari wilayah yang berbeda membuat peta dukungan berubah.
Sebagai informasi, pada pencalonan Dirjen WTO kali ini, ada sembilan kandidat yang bersaing. Mari Elka lolos ke putaran kedua bersama dengan empat kandidat lainnya yakni Tim Groser (Selandia Baru), Herminio Blanco (Meksiko), Taeho Bark (Korea Selatan), dan Roberto Carvalho de Azevedo (Brasil).
“Ini soal blok. Misalkan Eropa dan Amerika Serikat lebih mendukung ke (kandidat dari Meksiko. Amerika Latin ke Brasil. Asia lebih pada kita. Kalau ASEAN ya dukung Mari,” jelasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Menteri Keuangan tersebut mengingatkan, Indonesia sudah berusaha maksimal mendukung Mari Elka. Namun, usaha tersebut belum cukup untuk mengantar Mari menjadi Dirjen WTO.
“Artinya kita tidak cukup dukungannya (dari negara lain). Tapi kan kita sudah fight, berusaha. (Mari) masuk beberapa kali putaran, eliminasi masuk delapan besar, lima besar, sekarang mau ke dua besar belum berhasil,” imbuhnya.
Dirjen WTO diharapkan sudah terpilih pada 31 Mei 2013 dalam sidang Dewan Umum WTO. Namun, Dirjen WTO yang baru secara resmi akan bekerja pada 1 September 2013.
Menanggapi langkah Mari, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengemukakan, mantan Menteri Perdagangan tersebut mundur karena lobi yang kurang maksimal sehingga kurang mendapatkan dukungan dari negara-negara di luar ASEAN.
“Kalau kompetensi Mari Elka jauh lebih kompeten. Tapi ini kan soal lobi. Ada persoalan peta dukungan,” tutur Hatta di kantor Kementerian Keuangan, di Jakarta, Jumat (26/4/2013).
Menurut Hatta, pemerintah sebenarnya sudah serius melakukan lobi ke beberapa negara guna mendulang dukungan. Namun, adanya kandidat yang berasal dari wilayah yang berbeda membuat peta dukungan berubah.
Sebagai informasi, pada pencalonan Dirjen WTO kali ini, ada sembilan kandidat yang bersaing. Mari Elka lolos ke putaran kedua bersama dengan empat kandidat lainnya yakni Tim Groser (Selandia Baru), Herminio Blanco (Meksiko), Taeho Bark (Korea Selatan), dan Roberto Carvalho de Azevedo (Brasil).
“Ini soal blok. Misalkan Eropa dan Amerika Serikat lebih mendukung ke (kandidat dari Meksiko. Amerika Latin ke Brasil. Asia lebih pada kita. Kalau ASEAN ya dukung Mari,” jelasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Menteri Keuangan tersebut mengingatkan, Indonesia sudah berusaha maksimal mendukung Mari Elka. Namun, usaha tersebut belum cukup untuk mengantar Mari menjadi Dirjen WTO.
“Artinya kita tidak cukup dukungannya (dari negara lain). Tapi kan kita sudah fight, berusaha. (Mari) masuk beberapa kali putaran, eliminasi masuk delapan besar, lima besar, sekarang mau ke dua besar belum berhasil,” imbuhnya.
Dirjen WTO diharapkan sudah terpilih pada 31 Mei 2013 dalam sidang Dewan Umum WTO. Namun, Dirjen WTO yang baru secara resmi akan bekerja pada 1 September 2013.
(gpr)