Pertamina: Ada tiga syarat konversi BBM ke BBG
A
A
A
Sindonews.com - Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Ali Mundakir meyakini, bahwa program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) akan berjalan efektif jika syaratnya terpenuhi.
Menurutnya, ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar program konversi ini berhasil. Pertama, infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) tersedia dengan lengkap. Kedua, banyaknya perusahaan otomotif yang bahan bakarnya memakai gas.
"Ketiga, tersedianya konverter kit, sehingga program konversi gas dapat berjalan lancar," katanya, saat menghadiri Polemik Sindo Radio dengan topik BBM Harga Ganda di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (27/4/2013).
Menurutnya, program konversi BBM ke BBG semakin penting, karena persediaan BBM semakin menipis. "Persediaan energi fosil dari perut bumi sudah semakin menipis, sehingga cadangan minyak pun telah berkurang," jelasnya.
Sebagai langkah awal, lanjut Ali, pembangunan SPBG akan difokuskan pada jalur yang dilewati angkutan umum yang menggunakan BBG. "Pilot project adalah konversi angkutan umum di jalur yang ada SPBG," tambah Ali
Pihaknya mencontohkan keberhasilan pemerintah Thailand dalam melakukan konversi BBM ke BBG. "Kalau kita ingin bisa, harus melibatkan semua pihak. Di Thailand, konverter di bagikan gratis untuk kendaraan lama. Untuk motor dan mobil baru, pabriknya harus diberi konverter, tapi dapat insentif pajak dari pemerintah. Kemudian ada insentif pajak motor dan mobil gas. Pihak perbankan juga harus memberi kredit ," terang Ali.
Menurutnya, ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar program konversi ini berhasil. Pertama, infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) tersedia dengan lengkap. Kedua, banyaknya perusahaan otomotif yang bahan bakarnya memakai gas.
"Ketiga, tersedianya konverter kit, sehingga program konversi gas dapat berjalan lancar," katanya, saat menghadiri Polemik Sindo Radio dengan topik BBM Harga Ganda di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (27/4/2013).
Menurutnya, program konversi BBM ke BBG semakin penting, karena persediaan BBM semakin menipis. "Persediaan energi fosil dari perut bumi sudah semakin menipis, sehingga cadangan minyak pun telah berkurang," jelasnya.
Sebagai langkah awal, lanjut Ali, pembangunan SPBG akan difokuskan pada jalur yang dilewati angkutan umum yang menggunakan BBG. "Pilot project adalah konversi angkutan umum di jalur yang ada SPBG," tambah Ali
Pihaknya mencontohkan keberhasilan pemerintah Thailand dalam melakukan konversi BBM ke BBG. "Kalau kita ingin bisa, harus melibatkan semua pihak. Di Thailand, konverter di bagikan gratis untuk kendaraan lama. Untuk motor dan mobil baru, pabriknya harus diberi konverter, tapi dapat insentif pajak dari pemerintah. Kemudian ada insentif pajak motor dan mobil gas. Pihak perbankan juga harus memberi kredit ," terang Ali.
(izz)