Telkomsel yakin potensi layanan e-money masih besar
A
A
A
Sindonews.com - Operator telekomunikasi mulai serius menggarap bisnis e-money. Hal ini sejalan dengan potensi market pengguna layanan uang elektronik pada periode mendatang.
Head of Corporate Communications Group Telkomsel, Adita Irawati mengatakan, selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan pengguna transaksi elektronik yang digarap perbankan tumbuh pada segmen tertentu. Market e-money sangat terbatas kepada market perbankan di kawasan tertentu.
Padahal, lanjut Adita, potensi e-money digunakan masyarakat Indonesia cukup besar. Terutama masyarakat yang mendambakan kemudahan akses kaungan di semua lini. Saat ini, penggunaan e-money masih terkonsentrasi di kota-kota besar. Penetrasi operator seluler pada bisnis tersebut, diharapkan dapat mem-backup sampai pelosok daerah.
"Market e-money belum tergarap maksimal. Padahal, potensinya masih cukup besar. Itu yang menjadi pertimbangan kami menggarap bisnis ini," beber Adita di sela-sela ramahtamah dengan media massa di Bandung, Selasa (28/5/2013).
Dia memperkirakan, dalam kurun waktu empat sampai lima tahun kedepan, penggunaan e-money akan populer di tengah masyarakat Indonesia.
Baru baru ini, lanjut dia, tiga operator seluler terbesar di Indonesia yaitu Telkomsel, XL, dan Indosat menandatangi kerja sama bisnis e-money. Penandatangan kerja sama tersebut menunjukkan ekspansi operator seluler memperluas layanan jasa dari fokus pada jasa telekomunikasi menjadi jasa layanan keuangan.
Menurutnya, terbitnya regulasi Bank Indonesia (BI) memungkinkan operator seluler menggarap layanan tersebut. Kelonggaran BI, dinilai tak lepas dari rendahnya penetrasi perbankan terhadap masyarakat hanya pada kisaran 30 persen.
Sementara, bisnis telekomunikasi rata rata tumbuh di atas 100 persen. "Mau tidak mau, mereka harus libatkan sektor telekomunikasi untuk meningkatkan penetrasi transaksi keuangan," pungkas dia.
Head of Corporate Communications Group Telkomsel, Adita Irawati mengatakan, selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan pengguna transaksi elektronik yang digarap perbankan tumbuh pada segmen tertentu. Market e-money sangat terbatas kepada market perbankan di kawasan tertentu.
Padahal, lanjut Adita, potensi e-money digunakan masyarakat Indonesia cukup besar. Terutama masyarakat yang mendambakan kemudahan akses kaungan di semua lini. Saat ini, penggunaan e-money masih terkonsentrasi di kota-kota besar. Penetrasi operator seluler pada bisnis tersebut, diharapkan dapat mem-backup sampai pelosok daerah.
"Market e-money belum tergarap maksimal. Padahal, potensinya masih cukup besar. Itu yang menjadi pertimbangan kami menggarap bisnis ini," beber Adita di sela-sela ramahtamah dengan media massa di Bandung, Selasa (28/5/2013).
Dia memperkirakan, dalam kurun waktu empat sampai lima tahun kedepan, penggunaan e-money akan populer di tengah masyarakat Indonesia.
Baru baru ini, lanjut dia, tiga operator seluler terbesar di Indonesia yaitu Telkomsel, XL, dan Indosat menandatangi kerja sama bisnis e-money. Penandatangan kerja sama tersebut menunjukkan ekspansi operator seluler memperluas layanan jasa dari fokus pada jasa telekomunikasi menjadi jasa layanan keuangan.
Menurutnya, terbitnya regulasi Bank Indonesia (BI) memungkinkan operator seluler menggarap layanan tersebut. Kelonggaran BI, dinilai tak lepas dari rendahnya penetrasi perbankan terhadap masyarakat hanya pada kisaran 30 persen.
Sementara, bisnis telekomunikasi rata rata tumbuh di atas 100 persen. "Mau tidak mau, mereka harus libatkan sektor telekomunikasi untuk meningkatkan penetrasi transaksi keuangan," pungkas dia.
(izz)