Rupiah kembali ditutup tertekan
A
A
A
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari kedua pekan ini kembali tertekan, melanjutkan pelemahan pada hari kemarin.
Posisi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Selasa (28/5/2013) anjlok 18 poin dari Rp9.792 per USD menjadi Rp9.810 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat bahwa kurs rupiah sore ini tergerus 69 poin menjadi Rp9.862 per USD dibanding perdagangan Senin (27/5/2013) di Rp9.793 per USD.
Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, mata uang domestik ditutup terdepresiasi 41 poin menjadi Rp9.874 per USD dibanding hari sebelumnya di level Rp9.833 per USD, dengan kisaran harian Rp9.795-9.984 per USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti sebelumnya menuturkan bahwa gerak rupiah hari ini dipengaruhi langkah Bank Indonesia (BI), yang akan menaikkan suku bungan deposit facility (fasbi) di tengah ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Kesiapan BI untuk menaikkan suku bunga deposite facility di tengah ketidakpastian mengenai kenaikan harga BBM menjadi perhatian tersendiri bagi investor dan berdampak pada tertekannya rupiah hari ini," kata dia dalam risetnya.
Posisi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Selasa (28/5/2013) anjlok 18 poin dari Rp9.792 per USD menjadi Rp9.810 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat bahwa kurs rupiah sore ini tergerus 69 poin menjadi Rp9.862 per USD dibanding perdagangan Senin (27/5/2013) di Rp9.793 per USD.
Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, mata uang domestik ditutup terdepresiasi 41 poin menjadi Rp9.874 per USD dibanding hari sebelumnya di level Rp9.833 per USD, dengan kisaran harian Rp9.795-9.984 per USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti sebelumnya menuturkan bahwa gerak rupiah hari ini dipengaruhi langkah Bank Indonesia (BI), yang akan menaikkan suku bungan deposit facility (fasbi) di tengah ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Kesiapan BI untuk menaikkan suku bunga deposite facility di tengah ketidakpastian mengenai kenaikan harga BBM menjadi perhatian tersendiri bagi investor dan berdampak pada tertekannya rupiah hari ini," kata dia dalam risetnya.
(rna)