APHI duga pengusaha kertas asing dompleng LSM

Sabtu, 01 Juni 2013 - 11:44 WIB
APHI duga pengusaha...
APHI duga pengusaha kertas asing dompleng LSM
A A A
Sindonews.com - Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menduga bahwa ada kepentingan pengusaha pulp dan kertas asing yang menumpang kampanye hitam (black campaign) LSM Greenpeace.

Hal tersebut dikatakan Wakil Sekretaris APHI Komisariat Daerah Riau, Abdul Gafar. Alasannya, karena Indonesia banyak mempunyai keunggulan dibanding pengusaha asing dalam sumber bahan baku kertas dan pulp.

"Kalau diluar negeri seperti di Amerika dan Eropa, panen kayu akasia sebagai bahan baku pulp, paper dan semua turunannya baru bisa memanen di 24 tahun," katanya, Jumat (31/5/2013).

Sementara, di Indonesia sangat jauh berbeda. Hutan Tanaman Industri (HTI) yakni kayu akasia sudah bisa dipanen dalam waktu lima tahun.

"Kita tentu mempunyai banyak keungulan. Ini harga kita tentu kompetitif dan kita bisa bermain harga. Dengan hal ini, tentu pihak pengusaha kertas dan paper luar negeri kewalahanan menghadapi kita," ujarnya.

Selain itu, kayu akasia sebagai sumber baku juga mempunyai keunggulan kualitas di banding luar negeri. Salah satunya karena Indonesia berada di daerah tropis.

Menurutnya, dengan banyak keunggulan kayu Indonesia ini, pengusaha asing berupaya melakukan black campaign untuk menyerang pengusaha pulp dan paper di pasar Internasional. Serangan ini diduga memanfaatkan kampanye LSM asing seperti Greenpeace.

"Yang bisa kita lakukan untuk membentengi kampanye hitam asing dengan melakukan white campaign. Bahwa usaha kita tidak seburuk yang diisukan mereka," tandasnya.

Untuk itu, pihak perusahaan yang tergabung AHPI terus melakukan pembenahan. Seperti mendatangkan pakar lingkungan dari kalangan akademisi. Hal ini untuk meyakinkan bahwa industri pulp and paper peduli lingkungan.

Sementara, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menyatakan, ketatnya persaingan industri pulp and paper memang membuat konpetitor akan melakukan usaha apapun untuk menjatuhkan industri di Indonesia.

Dia juga meminta perusahaan pengelola industri pulp and paper harus terus berbenah dalam pengolahan hutan yang harus ramah dan peduli lingkungan. Namun, LSM asing tersebut jangan terus melakukan kampanye hitam.

"Karena seperti yang selalu kita amati, NGO ini tebang pilih untuk melakukan aksi. Hanya tertentu saja yang diserang, sementara lainnya yang menyangkut kepentingan asing tidak pernah tersentuh," terang Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi dan Kerja sama Kadin Riau, Viator Butar-butar.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9500 seconds (0.1#10.140)