Pelaku Industri Pulp dan Kertas Siap Hadapi Ketidakpastian Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri Pulp dan Kertas (IPK) menyatakan ada sejumlah ancaman yang berpotensi mempengaruhi kinerja sektor tersebut di tengah ketidakpastian global . Ancaman tersebut seperti isu sirkular ekonomi, environment social governance (ESG), energi dan perubahan iklim yang mempengaruhi struktur perekonomian global.
Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida mengatakan, salah satu cara untuk memitigasi adanya risiko, pihaknya telah melakukan antisipasi kondisi ekonomi global 2023 dengan mengidentifikasi dan menganalisa isu-isu global.
Untuk itu, lanjut Liana, perlu dilakukan penguatan terhadap industri strategis nasional, melakukan berbagai program dalam transisi energi dan ekonomi hijau seperti yang telah tertuang dalam deklarasi G20 di Bali.
“Di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat, kita perlu tetap optimistis terlebih-lebih melihat laju pertumbuhan IPK yang masih menunjukkan pertumbuhan yang positif,” kata Liana dalam konferensi pers secara daring, Rabu (14/12/2022).
(Baca juga:Luhut Sebut Ketidakpastian Ekonomi Global Dibayangi Perang Nuklir)
Menurutnya, industri pulp dan kertas Indonesia harus dapat memanfaatkan tantangan global yang ada sebagai peluang untuk terus tumbuh dan berkembang.Liana kembali mengatakan, pelemahan perekonomian global dan prediksi peningkatan inflasi diramalkan terjadi pada 2023, dan menjadi salah satu poin yang ditekankan untuk diantisipasi oleh industri pulp dan kerta Indonesia.
Selain itu isu-isu yang tengah berkembang seperti perang Rusia-Ukraina, pandemi Covid-19 yang masih belum pulih, hingga emisi gas rumah kaca juga menjadi aspek yang akan memicu pelemahan global.
Sehingga diyakini bahwa sektor industri merupakan pilar utama untuk menopang perekonomian nasional kedepannya.
Dalam kesempatan yang sama, Dewan Pengawas APKI, Ngakan Timur Antara mengatakan, pentingnya kerjasama yang erat untuk meneruskan berbagai program yang akan dijalani dan juga menyusun program-program yang akan meningkatkan kinerja Industri Pulp dan Kertas.
(Baca juga:Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global, BI: Perlu Optimalisasi Kebijakan Sistem Pembayaran)
Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida mengatakan, salah satu cara untuk memitigasi adanya risiko, pihaknya telah melakukan antisipasi kondisi ekonomi global 2023 dengan mengidentifikasi dan menganalisa isu-isu global.
Untuk itu, lanjut Liana, perlu dilakukan penguatan terhadap industri strategis nasional, melakukan berbagai program dalam transisi energi dan ekonomi hijau seperti yang telah tertuang dalam deklarasi G20 di Bali.
“Di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat, kita perlu tetap optimistis terlebih-lebih melihat laju pertumbuhan IPK yang masih menunjukkan pertumbuhan yang positif,” kata Liana dalam konferensi pers secara daring, Rabu (14/12/2022).
(Baca juga:Luhut Sebut Ketidakpastian Ekonomi Global Dibayangi Perang Nuklir)
Menurutnya, industri pulp dan kertas Indonesia harus dapat memanfaatkan tantangan global yang ada sebagai peluang untuk terus tumbuh dan berkembang.Liana kembali mengatakan, pelemahan perekonomian global dan prediksi peningkatan inflasi diramalkan terjadi pada 2023, dan menjadi salah satu poin yang ditekankan untuk diantisipasi oleh industri pulp dan kerta Indonesia.
Selain itu isu-isu yang tengah berkembang seperti perang Rusia-Ukraina, pandemi Covid-19 yang masih belum pulih, hingga emisi gas rumah kaca juga menjadi aspek yang akan memicu pelemahan global.
Sehingga diyakini bahwa sektor industri merupakan pilar utama untuk menopang perekonomian nasional kedepannya.
Dalam kesempatan yang sama, Dewan Pengawas APKI, Ngakan Timur Antara mengatakan, pentingnya kerjasama yang erat untuk meneruskan berbagai program yang akan dijalani dan juga menyusun program-program yang akan meningkatkan kinerja Industri Pulp dan Kertas.
(Baca juga:Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global, BI: Perlu Optimalisasi Kebijakan Sistem Pembayaran)