Mahendra: Pelemahan rupiah karena The Fed hentikan QE
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Mahendra Siregar mengungkapkan, pelemahan rupiah disebabkan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menghentikan quantitative easing (QE).
Dia juga menegaskan akan terus mencermati hal tersebut. "Saya melihatnya kondisi rupiah tadi memang terpengaruh kondisi global karena kebijakan rencana Bank Sentral AS kemungkinan menghentikan QE. Kami akan cermati terus jadi atau tidaknya," ujar dia di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (12/6/2013).
Mahendra menyebut penghentian QE dari AS akan menyebabkan capital outflow di Indonesia sudah diantisipasi Kementerian Keuangan.
"Namun saya melihatnya fokus kita justru bagaimana kita menjaga perbaikan reformasi struktural dan hal-hal yang bisa mengganggu fundamental ekonomi Indonesia. Misalnya kondisi APBN yang kurang sehat, kurang berkelanjutan, subsidi BBM dan sebagainya," lanjutnya.
Dia berharap semua pihak fokus menyelesaikan masalah ini dan memperbaiki fundamental ekonomi agar Indonesia menjadi tujuan investasi baik portofolio maupun langsung.
"Saya tidak melihat hal di luar perkiraan dan saya tidak melihat extra panic karena sudah diantisipasi. Kalau fokus pada perbaikan saya yakin ada permasalahan yang dapat diselesaikan," pungkas Mahendra.
Dia juga menegaskan akan terus mencermati hal tersebut. "Saya melihatnya kondisi rupiah tadi memang terpengaruh kondisi global karena kebijakan rencana Bank Sentral AS kemungkinan menghentikan QE. Kami akan cermati terus jadi atau tidaknya," ujar dia di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (12/6/2013).
Mahendra menyebut penghentian QE dari AS akan menyebabkan capital outflow di Indonesia sudah diantisipasi Kementerian Keuangan.
"Namun saya melihatnya fokus kita justru bagaimana kita menjaga perbaikan reformasi struktural dan hal-hal yang bisa mengganggu fundamental ekonomi Indonesia. Misalnya kondisi APBN yang kurang sehat, kurang berkelanjutan, subsidi BBM dan sebagainya," lanjutnya.
Dia berharap semua pihak fokus menyelesaikan masalah ini dan memperbaiki fundamental ekonomi agar Indonesia menjadi tujuan investasi baik portofolio maupun langsung.
"Saya tidak melihat hal di luar perkiraan dan saya tidak melihat extra panic karena sudah diantisipasi. Kalau fokus pada perbaikan saya yakin ada permasalahan yang dapat diselesaikan," pungkas Mahendra.
(izz)