Ini penyebab IHSG akhirnya menghijau
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mencatatkan nilai positif setelah berhari-hari ditutup memerah. Hal tersebut dikarenakan dampak tekanan jual yang sudah mulai mereda serta sejumlah investor mulai mencicil untuk melakukan akumulasi saham.
"Meskipun asing masih dalam posisi jualan namun, kami melihat sudah mulai terbatasnya aksi jual tersebut," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Rabu (12/6/2013).
Positifnya pergerakan saham hari ini, kata Reza, terlihat dari posisi minus IHSG yang berkurang jauh dari posisi sebelumnya. Di sisi lain, investor tampaknya secara bertahap mulai melakukan akumulasi saham.
"Sudah rendahnya posisi harga sejumlah saham membuat pelaku pasar mulai menyicil akumulasi saham meskipun masih dalam jumlah yang terbatas," sambung dia.
Sentimen yang menghantui pasar pun, lanjutnya, juga masih sama seperti sebelum-sebelumnya dimana ketidakjelasan penentuan waktu kenaikan harga BBM, merosotnya nilai tukar rupiah, turunnya nilai cadangan devisa dan sentimen negatif lainnya.
Posisi bursa saham Asia yang masih memerah juga masih menahan laju IHSG. "Akan tetapi, seiring dengan pembukaan bursa saham Eropa yang positif mampu membuat IHSG ikut menghijau," tandasnya.
Dari papan bursa terlihat, sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.697,88 (level tertingginya) di akhir sesi I dan menyentuh level 4.510,98 (level terendahnya) di awal sesi I dan berakhir di level 4.697,88. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun.
Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
"Meskipun asing masih dalam posisi jualan namun, kami melihat sudah mulai terbatasnya aksi jual tersebut," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Rabu (12/6/2013).
Positifnya pergerakan saham hari ini, kata Reza, terlihat dari posisi minus IHSG yang berkurang jauh dari posisi sebelumnya. Di sisi lain, investor tampaknya secara bertahap mulai melakukan akumulasi saham.
"Sudah rendahnya posisi harga sejumlah saham membuat pelaku pasar mulai menyicil akumulasi saham meskipun masih dalam jumlah yang terbatas," sambung dia.
Sentimen yang menghantui pasar pun, lanjutnya, juga masih sama seperti sebelum-sebelumnya dimana ketidakjelasan penentuan waktu kenaikan harga BBM, merosotnya nilai tukar rupiah, turunnya nilai cadangan devisa dan sentimen negatif lainnya.
Posisi bursa saham Asia yang masih memerah juga masih menahan laju IHSG. "Akan tetapi, seiring dengan pembukaan bursa saham Eropa yang positif mampu membuat IHSG ikut menghijau," tandasnya.
Dari papan bursa terlihat, sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.697,88 (level tertingginya) di akhir sesi I dan menyentuh level 4.510,98 (level terendahnya) di awal sesi I dan berakhir di level 4.697,88. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun.
Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
(gpr)