Lahan pertanian perkapita RI hanya 0,03 hektar/orang
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah luas lahan pertanian secara perkapita di Indonesia masih sangat rendah, bahkan menjadi salah satu yang terendah di dunia. Oleh karena itu Lembaga Pengkajian Peneliti dan Pengembangan Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (LP3E Kadin) akan mengusulkan untuk mencetak lahan-lahan baru di wilayah Indonesia Timur.
"Luas lahan perkapita kita hanya 0,03 hektar per orang. Vietnam 0,1, Thailand 0,52, India 0,16, Cina 0,11, dan Australia 2,63. Oleh karena itu kami akan sampaikan kepada ketua umum agar membuka lahan perkebunan baru di Indonesia Timur, khususnya di Maluku, Seram, dan Papua," ujar ekonom senior LP3E Kadin Didik J. Rachbini di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (14/6/2013).
Dia menilai, akibat keterbatasan lahan pertanian tersebut angka sumbangan inflasi bahan makanan dan makanan jadi terus meningkat per tahunnya.
"Kelompok bahan makan menyumbang inflasi pada 2011 sebesar 3,64 persen, sedangkan di 2012 sebesar 4,16 persen. Sementara makanan jadi menyumbang inflasi sebesar 4,51 persen di 2011 dan naik menjadi 5.59 persen di 2012. Mereka berdua mengalahkan kelompok-kelompok penyumbang inflasi lainnya seperti perumahan, sandang, dan kesehatan," paparnya.
Didik juga mengutarakan bahwa selain lahan pertanian kurang, suplai dan usaha untuk mengembangkan bahan pangan berbasis pertanian yang dilakukan pemerintah juga masih minim.
"Bahan pangan dan makanan selalu jadi penyebab inflasi yang paling tinggi dibanding kelompok lainnya. Seringkali pasokannya kurang dan effort untuk pengembangannya juga kurang," tandasnya.
"Luas lahan perkapita kita hanya 0,03 hektar per orang. Vietnam 0,1, Thailand 0,52, India 0,16, Cina 0,11, dan Australia 2,63. Oleh karena itu kami akan sampaikan kepada ketua umum agar membuka lahan perkebunan baru di Indonesia Timur, khususnya di Maluku, Seram, dan Papua," ujar ekonom senior LP3E Kadin Didik J. Rachbini di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (14/6/2013).
Dia menilai, akibat keterbatasan lahan pertanian tersebut angka sumbangan inflasi bahan makanan dan makanan jadi terus meningkat per tahunnya.
"Kelompok bahan makan menyumbang inflasi pada 2011 sebesar 3,64 persen, sedangkan di 2012 sebesar 4,16 persen. Sementara makanan jadi menyumbang inflasi sebesar 4,51 persen di 2011 dan naik menjadi 5.59 persen di 2012. Mereka berdua mengalahkan kelompok-kelompok penyumbang inflasi lainnya seperti perumahan, sandang, dan kesehatan," paparnya.
Didik juga mengutarakan bahwa selain lahan pertanian kurang, suplai dan usaha untuk mengembangkan bahan pangan berbasis pertanian yang dilakukan pemerintah juga masih minim.
"Bahan pangan dan makanan selalu jadi penyebab inflasi yang paling tinggi dibanding kelompok lainnya. Seringkali pasokannya kurang dan effort untuk pengembangannya juga kurang," tandasnya.
(gpr)