Ini sentimen pemicu pergerakan rupiah

Sabtu, 15 Juni 2013 - 15:56 WIB
Ini sentimen pemicu pergerakan rupiah
Ini sentimen pemicu pergerakan rupiah
A A A
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) sepanjang pekan ini tertekan banyak sentimen negatif, sehingga mengalami depresiasi sangat dalam.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan bahwa pergerakn nilai tukar rupiah sepanjang pekan ini yang berkubang di zona merah dipicu sentimen dari dalam dan luar negeri.

"Dari dalam negeri, antara lain belum jelasnya pemberlakukan kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak), turunnya won dan dolar Australia karena kenaikan tajam yield obligasi AS," kata dia dalam risetnya, Sabtu (15/6/2013).

Sentimen lain, yakni melemahnya dolar Australia setelah tetapnya angka consumer confidance dan turunnya data investment lending for homes yang menandakan adanya perlambatan di sektor perumahan.

Kemudian, kenaikan yen pasca rapat BoJ dan apreasiasi USD pasca komentar Gubernur The Fed St Louis, James Bullard yang mengatakan bahwa kondisi pasar tenaga kerja telah membaik sejak musim panas lalu, sehingga memunculkan kembali spekulasi penarikan stimulus The Fed.

"Tidak cukup sampai di situ, pergerakan nilai tukar rupiah juga masih di zona merah meskipun BI telah melakukan aksi operasi pasar melalui intervensi dan menaikan suku bunga fasBI sebesar 25 basis poin ke level 4,25 persen," ujarnya.

Di sisi lain, intervensi BI dengan menggunakan cadangan devisa justru direspon negatif karena akan mengurangi jumlahnya. Adanya rilis bahwa cadangan devisa telah turun sebanyak USD105 miliar atau 5,7 persen dan kenaikan BI rate sebanyak 25 basis poin menjadi 6 persen belum cukup ampuh menguatkan mata uang Garuda.

Sementara itu, suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility masing-masing tetap sebesar 4,25 persen dan 6,75 persen.

"Langkah ini belum berdampak karena kenaikan tajam yen setelah pelaku pasar di Jepang banyak melepas kepemilikan di obligasi luar negerinya dan apresiasi USD dengan sentimen rencana penarikan stimulus The Fed," tutur dia.

Kendati demikian, pada perdagangan Jumat (14/6/2013) naik tipis. Posisi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Jumat menguat 1 poin dari Rp9.887 per USD pada hari Kamis (13/6/2013) menjadi Rp9.886 per USD.

Sementara data Bloomberg mencatat bahwa kurs rupiah sore ini berada di posisi Rp9.875 per USD menguat 10 poin dibanding hari kemarin di posisi Rp9.885 per USD.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6976 seconds (0.1#10.140)