Suku bunga bank belum tentu terpengaruh BI Rate
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, bank-bank masih akan mengkaji terlebih dahulu dampak kenaikan BI Rate terhadap tingkat suku bunga kredit bank.
Menurutnya, perbankan belum tentu menaikkan tingkat suku bunga, karena sumber dana operasional bank bermacam-macam.
"Mereka akan pelajari, sumber dananya kan beragam. Biar bank-bank itu mengkaji dan mempelajari dampaknya terlebih dahulu. Jadi belum tentu dinaikkan," ujarnya ketika ditemui di gedung DPR, Jakarta, Sabtu (15/6/2013) malam.
Menurut Agus Marto, dampak kenaikan BI Rate juga tidak akan berpengaruh besar terhadap tingkat suku bunga properti. Apalagi, kredit properti saat ini di atas 20 persen.
"Jadi kalau kita lihat pertumbuhan kredit properti nasional masih di atas 20 persen. Saya lihat kalaupun ada sedikit penyesuaian di BI Rate, itu belum tentu akan dinaikkan. Perbankan juga akan mempelajari tingkat bunganya terlebih dulu," katanya.
Meski demikian, Menkeu mengaku terus mengamati pertumbuhan harga properti dan pertumbuhan kredit properti Indonesia yang tergolong tinggi saat ini.
"Saya rasa properti salah satu yang kita terus amati. Beberapa kota di Indonesia mengalami kenaikan harga properti yang cukup tinggi. Kemudian pertumbuhan kredit propertinya tergolong tinggi juga," pungkas Agus.
Menurutnya, perbankan belum tentu menaikkan tingkat suku bunga, karena sumber dana operasional bank bermacam-macam.
"Mereka akan pelajari, sumber dananya kan beragam. Biar bank-bank itu mengkaji dan mempelajari dampaknya terlebih dahulu. Jadi belum tentu dinaikkan," ujarnya ketika ditemui di gedung DPR, Jakarta, Sabtu (15/6/2013) malam.
Menurut Agus Marto, dampak kenaikan BI Rate juga tidak akan berpengaruh besar terhadap tingkat suku bunga properti. Apalagi, kredit properti saat ini di atas 20 persen.
"Jadi kalau kita lihat pertumbuhan kredit properti nasional masih di atas 20 persen. Saya lihat kalaupun ada sedikit penyesuaian di BI Rate, itu belum tentu akan dinaikkan. Perbankan juga akan mempelajari tingkat bunganya terlebih dulu," katanya.
Meski demikian, Menkeu mengaku terus mengamati pertumbuhan harga properti dan pertumbuhan kredit properti Indonesia yang tergolong tinggi saat ini.
"Saya rasa properti salah satu yang kita terus amati. Beberapa kota di Indonesia mengalami kenaikan harga properti yang cukup tinggi. Kemudian pertumbuhan kredit propertinya tergolong tinggi juga," pungkas Agus.
(izz)