Hipmi kecewa operasional Tanjung Adikarto molor
Kamis, 20 Juni 2013 - 15:23 WIB
Hipmi kecewa operasional Tanjung Adikarto molor
A
A
A
Sindonews.com - DPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Yogyakarta kecewa terhadap operasional pelabuhan ikan Tanjung Adikarto yang mundur dari rencana semula, awal 2014 menjadi 2015.
Padahal, Hipmi sudah siap merespon peluang yang ada di sekitar pelabuhan.
"Kami terus terang saja menyesalkan kalau pelabuhan ini gagal beroperasi sesuai target awal 2014. Padahal target itu sudah mundur. Sekarang mundur lagi jadi 2015. Apakah itu nanti mundur lagi atau tidak kami tidak tahu," kata Ketua DPD Hipmi DIY, Liliek Saiful Ahmad, Kamis (20/6/2013).
Menurutnya, operasional pelabuhan akan memberi dampak besar bagi Kulonprogo. Nelayan lokal, dan masyarakat sekitar akan terangkat keberadaan pelabuhan. Sektor jasa di wilayah Kulonprogo pun akan terkena imbas seiring beroperasinya pelabuhan yang dibangun sejak 2003 ini.
Dia menuturkan, untuk menyambut operasional pelabuhan, Hipmi sudah menyiapkan skenario untuk mengoptimalkan peluang usaha yang ada di sekitarnya. Hipmi, melalui departemen agrobisnis dan kelautan sudah melakukan studi dan siap diimplementasikan.
Namun, karena rencana operasional berubah, skenario yang disiapkan kemungkinan juga akan berubah. "Kami sudah menangkap peluang yang ada di sekitar pelabuhan, dan bisa kami optimalkan. Tapi ternyata tidak jadi beroperasi. Otomatis harus dirancang ulang," terangnya.
Liliek menjelaskan, pembangunan pelabuhan seharusnya direncanakan dengan matang. Selain memakan anggaran cukup besar, pelabuhan Tanjung Adikarto, karakter perairan di sekitar pelabuhan berbeda dengan perairan di wilayah lain. Sehingga perencanaan pelabuhan harus lebih baik.
"Sebenarnya kalau kemudian pembangunannya tersendat karena dibuat rancangan ulang agar lebih kuat, agak aneh juga. Berarti dari awal rancangannya tidak sesuai studi. Sangat disayangkan kalau memang begitu," jelas dia.
Padahal, Hipmi sudah siap merespon peluang yang ada di sekitar pelabuhan.
"Kami terus terang saja menyesalkan kalau pelabuhan ini gagal beroperasi sesuai target awal 2014. Padahal target itu sudah mundur. Sekarang mundur lagi jadi 2015. Apakah itu nanti mundur lagi atau tidak kami tidak tahu," kata Ketua DPD Hipmi DIY, Liliek Saiful Ahmad, Kamis (20/6/2013).
Menurutnya, operasional pelabuhan akan memberi dampak besar bagi Kulonprogo. Nelayan lokal, dan masyarakat sekitar akan terangkat keberadaan pelabuhan. Sektor jasa di wilayah Kulonprogo pun akan terkena imbas seiring beroperasinya pelabuhan yang dibangun sejak 2003 ini.
Dia menuturkan, untuk menyambut operasional pelabuhan, Hipmi sudah menyiapkan skenario untuk mengoptimalkan peluang usaha yang ada di sekitarnya. Hipmi, melalui departemen agrobisnis dan kelautan sudah melakukan studi dan siap diimplementasikan.
Namun, karena rencana operasional berubah, skenario yang disiapkan kemungkinan juga akan berubah. "Kami sudah menangkap peluang yang ada di sekitar pelabuhan, dan bisa kami optimalkan. Tapi ternyata tidak jadi beroperasi. Otomatis harus dirancang ulang," terangnya.
Liliek menjelaskan, pembangunan pelabuhan seharusnya direncanakan dengan matang. Selain memakan anggaran cukup besar, pelabuhan Tanjung Adikarto, karakter perairan di sekitar pelabuhan berbeda dengan perairan di wilayah lain. Sehingga perencanaan pelabuhan harus lebih baik.
"Sebenarnya kalau kemudian pembangunannya tersendat karena dibuat rancangan ulang agar lebih kuat, agak aneh juga. Berarti dari awal rancangannya tidak sesuai studi. Sangat disayangkan kalau memang begitu," jelas dia.
(izz)
