Wall Street lanjutkan koreksi
A
A
A
Sindonews.com - Saham di Bursa Wall Street pada perdagangan semalam terkoreksi signifikan lebih dari 2 persen. Koreksi ini memperpanjang penurunan yang terjadi pada hari sebelumnya karena investor khawatir terhadap rencana The Fed yang mulai mengurangi stimulus pada akhir tahun ini.
Program The Fed membeli obligasi sempat memicu kenaikan pasar saham pada tahun ini dan mendorong indeks ke level tertinggi sepanjang masa. Sejumlah tren muncul, sehingga investor melakukan aksi beli dan membatasi penurunan saham.
Sementara Gubernur The Fed, Ben Bernanke pada Rabu waktu setempat mengatakan, kebijakan Bank Sentral membeli obligasi per bulan akan mulai dikurangi pada akhir tahun ini, jika ekonomi cukup kuat. Selanjutnya, program tersebut akan dihentikan pada pertengahan 2014.
Kepala Strategi Pasar Ameriprise Financial, David Joy mengatakan bahwa tidak ada kejelasan bahwa pola tersebut akan terus berlanjut.
"Uang keluar dari pasar karena investor meyakini bahwa penurunan sebagian besar disebabkan oleh The Fed, dan kenaikan yield obligasi bertenor 10 tahun menjadi kekhawatiran investor karena terjadi begitu cepat. Kendati demikikan, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah saat ini merupakan kesempatan membeli atau pelemahan akan terus berlanjut," katanya seperti dilansir Reuters, Jumat (21/6/2013).
Selain kebijakan The Fed, yang menambah kekhawatiran pasar adalah biaya pendanaan antarbank China melonjak karena pemerintah mengabaikan tekanan pasar untuk menyuntikkan dana, meski banyak bukti perekonomian China tengah melambat.
Pada perdagangan semalam, indeks Dow Jonesanjlok 353,87 poin atau 2,34 persen ke 14.758,32; indeks S&P 500 turun 40,74 poin atau 2,50 persen pada 1.588,19 dan indeks Nasdaq turun 78,57 poin atau 2,28 persen pada 3.364,64.
Sebanyak 9,29 miliar lembar saham diperdagangkan di New York Stock Exchange, Nasdaq dan NYSE MKT. Angka tersebut di atas rata-rata harian sepanjang tahun ini dari 6,36 miliar lembar saham.
Program The Fed membeli obligasi sempat memicu kenaikan pasar saham pada tahun ini dan mendorong indeks ke level tertinggi sepanjang masa. Sejumlah tren muncul, sehingga investor melakukan aksi beli dan membatasi penurunan saham.
Sementara Gubernur The Fed, Ben Bernanke pada Rabu waktu setempat mengatakan, kebijakan Bank Sentral membeli obligasi per bulan akan mulai dikurangi pada akhir tahun ini, jika ekonomi cukup kuat. Selanjutnya, program tersebut akan dihentikan pada pertengahan 2014.
Kepala Strategi Pasar Ameriprise Financial, David Joy mengatakan bahwa tidak ada kejelasan bahwa pola tersebut akan terus berlanjut.
"Uang keluar dari pasar karena investor meyakini bahwa penurunan sebagian besar disebabkan oleh The Fed, dan kenaikan yield obligasi bertenor 10 tahun menjadi kekhawatiran investor karena terjadi begitu cepat. Kendati demikikan, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah saat ini merupakan kesempatan membeli atau pelemahan akan terus berlanjut," katanya seperti dilansir Reuters, Jumat (21/6/2013).
Selain kebijakan The Fed, yang menambah kekhawatiran pasar adalah biaya pendanaan antarbank China melonjak karena pemerintah mengabaikan tekanan pasar untuk menyuntikkan dana, meski banyak bukti perekonomian China tengah melambat.
Pada perdagangan semalam, indeks Dow Jonesanjlok 353,87 poin atau 2,34 persen ke 14.758,32; indeks S&P 500 turun 40,74 poin atau 2,50 persen pada 1.588,19 dan indeks Nasdaq turun 78,57 poin atau 2,28 persen pada 3.364,64.
Sebanyak 9,29 miliar lembar saham diperdagangkan di New York Stock Exchange, Nasdaq dan NYSE MKT. Angka tersebut di atas rata-rata harian sepanjang tahun ini dari 6,36 miliar lembar saham.
(rna)