IHSG masih berpotensi mengalami tekanan
A
A
A
Sindonews.com - Beberapa pekan telah terlalui, namun kondisi pergerakan indeks utama dunia masih belum menunjukkan kestabilannya. Sudut pandang investor dunia hingga tulisan ini diturunkan, sepertinya masih cenderung terbagi dua.
Anggapan atas penurunan yang terjadi belum merefleksikan seluruh sentimen negatif dan dampak yang akan ditimbulkan ke depannya sering kali masih memberikan sebuah tekanan yang berarti pada pelemahan beberapa indeks utama dunia.
Setidaknya, seluruh bursa utama dunia saat ini telah ditransaksikan jauh di bawah pencapaian tertingginya. Bahkan, bila menghitung dengan menggunakan skenario moderate sekalipun, beberapa indeks utama justru telah berada jauh di bawah nilai yang seharusnya.
Sebut saja indeks di wilayah Asia Pasifik yang telah tercatat melemah secara kontinu selama beberapa pekan. Sementara itu, sesuai dengan ekspektasi dan analisis yang diterbitkan pada kolom minggu lalu dengan judul “Rebound IHSG Belum Merupakan Konfirmasi”.
Data menunjukkan indeks dalam negeri masih mengalami tekanan yang berkelanjutan. Pada penutupan transaksi perdagangan pekan silam IHSG turun 2,48 persen, sedangkan selama sepekan terakhir bursa dalam negeri tertekan sebesar 5,15 persen.
Bila melihat kinerja IHSG sejak awal tahun ini, maka kenaikan yang dibukukan juga telah jauh mengalami penurunan dibandingkan dengan bursabursa acuan lainnya. Bahkan, catatan sebagai salah satu indeks yang mengalami kenaikan tinggi di dunia kini telah jauh berada di luar kategori tersebut.
IHSG hanya mampu mencatat angka positif sebesar 3,89 persen sejak awal tahun ini, dengan catatan yang berimbang antara net buy dan net sell, seiring dengan penurunan tajam yang terjadi pada Jumat lalu.
Sepanjang minggu ini, IHSG masih berpotensi mengalami tekanan. Namun, batasan level bawah yang dianggap telah dicapai oleh bursa dalam negeri serta ragam sentimen negatif yang dipandang telah terefleksikan oleh pelemahan indeks selama ini, akan berpotensi memberikan sebuah kenaikan tipis namun sesaat. Sepanjang pekan ini, IHSG berpotensi bergerak pada rentang 4.495,17-4.618,01.
Support kuat indeks akan berada pada level 4.366,67, dan dengan mengasumsikan dominasi sentimen positif serta anggapan telah price innya beberapa sentimen negatif, termasuk optimisme sesaat yang akan dialami investor akan lebih menguasai indeks (utamanya disebabkan oleh rendahnya valuasi rata-rata emiten saat ini), maka potensi pencapaian level resistance dapat menyentuh angka 4.712,35.
Tetap fokus pada emiten yang memiliki tingkat korelasi yang lemah terhadap tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah, serta implementasi kebijakan pemerintah tahun ini dapat dijadikan sebagai salah satu strategi minggu ini.
Beberapa saham untuk dicermati antara lain MAPI, RALS, ACES, INDF, ICBP, MYOR, ROTI, MAIN, ASRI, BSDE, BEST, SSIA.
AKHMAD NURCAHYADI
Research Analyst AmCapital Indonesia
Anggapan atas penurunan yang terjadi belum merefleksikan seluruh sentimen negatif dan dampak yang akan ditimbulkan ke depannya sering kali masih memberikan sebuah tekanan yang berarti pada pelemahan beberapa indeks utama dunia.
Setidaknya, seluruh bursa utama dunia saat ini telah ditransaksikan jauh di bawah pencapaian tertingginya. Bahkan, bila menghitung dengan menggunakan skenario moderate sekalipun, beberapa indeks utama justru telah berada jauh di bawah nilai yang seharusnya.
Sebut saja indeks di wilayah Asia Pasifik yang telah tercatat melemah secara kontinu selama beberapa pekan. Sementara itu, sesuai dengan ekspektasi dan analisis yang diterbitkan pada kolom minggu lalu dengan judul “Rebound IHSG Belum Merupakan Konfirmasi”.
Data menunjukkan indeks dalam negeri masih mengalami tekanan yang berkelanjutan. Pada penutupan transaksi perdagangan pekan silam IHSG turun 2,48 persen, sedangkan selama sepekan terakhir bursa dalam negeri tertekan sebesar 5,15 persen.
Bila melihat kinerja IHSG sejak awal tahun ini, maka kenaikan yang dibukukan juga telah jauh mengalami penurunan dibandingkan dengan bursabursa acuan lainnya. Bahkan, catatan sebagai salah satu indeks yang mengalami kenaikan tinggi di dunia kini telah jauh berada di luar kategori tersebut.
IHSG hanya mampu mencatat angka positif sebesar 3,89 persen sejak awal tahun ini, dengan catatan yang berimbang antara net buy dan net sell, seiring dengan penurunan tajam yang terjadi pada Jumat lalu.
Sepanjang minggu ini, IHSG masih berpotensi mengalami tekanan. Namun, batasan level bawah yang dianggap telah dicapai oleh bursa dalam negeri serta ragam sentimen negatif yang dipandang telah terefleksikan oleh pelemahan indeks selama ini, akan berpotensi memberikan sebuah kenaikan tipis namun sesaat. Sepanjang pekan ini, IHSG berpotensi bergerak pada rentang 4.495,17-4.618,01.
Support kuat indeks akan berada pada level 4.366,67, dan dengan mengasumsikan dominasi sentimen positif serta anggapan telah price innya beberapa sentimen negatif, termasuk optimisme sesaat yang akan dialami investor akan lebih menguasai indeks (utamanya disebabkan oleh rendahnya valuasi rata-rata emiten saat ini), maka potensi pencapaian level resistance dapat menyentuh angka 4.712,35.
Tetap fokus pada emiten yang memiliki tingkat korelasi yang lemah terhadap tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah, serta implementasi kebijakan pemerintah tahun ini dapat dijadikan sebagai salah satu strategi minggu ini.
Beberapa saham untuk dicermati antara lain MAPI, RALS, ACES, INDF, ICBP, MYOR, ROTI, MAIN, ASRI, BSDE, BEST, SSIA.
AKHMAD NURCAHYADI
Research Analyst AmCapital Indonesia
(rna)