Harga meroket, 40% pedagang ayam mogok jualan
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga ayam potong membuat sejumlah pedagang di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar) merugi. Bahkan sebagian mereka sudah mulai menutup jongkonya dan berhenti berjualan.
Ketua Divisi Perunggasan Persatuan Pedagan Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jabar, Yoyo Sutarya mengatakan, dari jumlah pedagang ayam yang mencapai lima ribu orang di Kota Bandung, hampir 40 persen sudah berhenti berjualan.
"Di beberapa pasar induk seperti Andir, Ciroyom, Gedebage, dan Caringin hampir 70 persennya sudah libur. Kalau dirata-rata pedagan di Kota Bandung 40 persennya sudah libur," terangnya kepada wartawan, Selasa (25/6/2013)
Fenomena tersebut, kata Yoyo, sudah terjadi sejak satu pekan terakhir. Para pedagang memilih tutup lantaran harga ayam yang terus menanjak membuat mereka merugi karena pembeli menurun hingga 40 persen.
Selain itu, para pedagang juga dipusingkan dengan kurangnya setoran kepada para Bandar yang diakibatkan sepinya pembeli. "Belum lagi harus bayar pegawai. Jadi mereka memilih untuk tutup," katanya.
Pihaknya mengancam, jika pemerintah terus melakukan pembiaran seperti saat ini, para pedagang ayam di Kota Bandung bahkan seluruh Jabar akan turun kejalan untuk menyuarakan aspirasinya dengan cara demo dan mogok masal.
"Jika dalam satu minggu ini harga tidak kembali ke harga normal atau Rp24 ribu, kami akan melakukan demo dan mogok jualan," tegasnya.
Dari data yang dihimpun Yoyo, jumlah pedagang ayam di Jabar mencapai 25 ribu orang. Sedangkan di Kota Bandung, mencapai lima ribu orang yang tersebar di 37 pasar tradisional.
Dari pantauan wartawan, sejumlah pedagang ayam di Pasar Basah (eks Matahari) sudah berhenti berjualan. Terlihat jongko-jongko sudah bersih, dan hanya terlihat hanya ada bekas sampah. Sementara, jongko lainnya seperti sayuran dan bahan pokok buka seperti biasanya.
Ketua Divisi Perunggasan Persatuan Pedagan Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jabar, Yoyo Sutarya mengatakan, dari jumlah pedagang ayam yang mencapai lima ribu orang di Kota Bandung, hampir 40 persen sudah berhenti berjualan.
"Di beberapa pasar induk seperti Andir, Ciroyom, Gedebage, dan Caringin hampir 70 persennya sudah libur. Kalau dirata-rata pedagan di Kota Bandung 40 persennya sudah libur," terangnya kepada wartawan, Selasa (25/6/2013)
Fenomena tersebut, kata Yoyo, sudah terjadi sejak satu pekan terakhir. Para pedagang memilih tutup lantaran harga ayam yang terus menanjak membuat mereka merugi karena pembeli menurun hingga 40 persen.
Selain itu, para pedagang juga dipusingkan dengan kurangnya setoran kepada para Bandar yang diakibatkan sepinya pembeli. "Belum lagi harus bayar pegawai. Jadi mereka memilih untuk tutup," katanya.
Pihaknya mengancam, jika pemerintah terus melakukan pembiaran seperti saat ini, para pedagang ayam di Kota Bandung bahkan seluruh Jabar akan turun kejalan untuk menyuarakan aspirasinya dengan cara demo dan mogok masal.
"Jika dalam satu minggu ini harga tidak kembali ke harga normal atau Rp24 ribu, kami akan melakukan demo dan mogok jualan," tegasnya.
Dari data yang dihimpun Yoyo, jumlah pedagang ayam di Jabar mencapai 25 ribu orang. Sedangkan di Kota Bandung, mencapai lima ribu orang yang tersebar di 37 pasar tradisional.
Dari pantauan wartawan, sejumlah pedagang ayam di Pasar Basah (eks Matahari) sudah berhenti berjualan. Terlihat jongko-jongko sudah bersih, dan hanya terlihat hanya ada bekas sampah. Sementara, jongko lainnya seperti sayuran dan bahan pokok buka seperti biasanya.
(izz)