Harga kebutuhan pokok di Bandung rata-rata naik 5%
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disindag) Jawa Barat (Jabar) melakukan pemantauan ke sejumlah pasar tradisional, pasar modern, dan SPBU di Kota Bandung, hari ini.
Kebutuhan barang di pasar modern dan tradisional, rata-rata mengalami kenaikan setelah harga BBM naik. "Harga rata-rata naik 5 persen, terutama daging dan sayuran," kata Kadisindag Jawa Barat, Ferry Sofwan, Selasa (25/6/2013).
Sementara, terkait dengan kenaikan harga, Ferry membenarkan jika salah satunya dipicu kenaikan harga BBM. Karena biaya transportasi otomatis naik.
"Tapi sebenarnya kenaikan bukan semata-mata karena kenaikan BBM. Pedagang juga ada yang berspekulasi menaikkan harga menjelang Ramadan," jelasnya.
Ferry pun mengingatkan para pedagang untuk tidak berspekulasi menaikkan harga dengan drastis. Sebab, daya beli masyarakat terbatas. Jika harga terlalu mahal, pedagang pun bisa kehilangan konsumen. Dampaknya, pedagang juga akan merugi.
"Masyarakat kita daya belinya terbatas. Apalagi sekarang tahun ajaran baru. Masyarakat juga pasti mempertimbangkan untuk membeli pakaian, makanan, dan kebutuhan sekolah anak-anaknya," ujar dia.
Kepada masyarakat, Ferry mengimbau jangan sampai terjadi panic buying dengan cara memborong barang, terutama untuk kebutuhan pokok. Sebab dari hasil pemantauan, hampir semua stok kebutuhan pokok masyarakat cukup aman hingga setelah Lebaran.
"Saya mengimbau kepada pedagang untuk tidak melakukan spekulasi harga, masyarakat juga tidak panic buying karena stok cukup aman," imbaunya.
Dia mencontohkan untuk kebutuhan pokok, rata-rata di gudang sudah aman dengan jumlah dua kali lipat. Untuk pakaian, para pengusaha sudah menyimpan stok pakaian dewasa tiga hingga empat kali lipat. Sedangkan untuk pakaian anak mencapai enam kali lipat.
Sementara untuk SPBU, khususnya di Bandung, hasil pemantauan menunjukkan SPBU melayani konsumen dengan lancar. Persediaan BBM pun dipastikan aman untuk kebutuhan masyarakat. "Walaupun harganya naik, masyarakat jangan khawatir karena stoknya aman," pungkas Ferry.
Kebutuhan barang di pasar modern dan tradisional, rata-rata mengalami kenaikan setelah harga BBM naik. "Harga rata-rata naik 5 persen, terutama daging dan sayuran," kata Kadisindag Jawa Barat, Ferry Sofwan, Selasa (25/6/2013).
Sementara, terkait dengan kenaikan harga, Ferry membenarkan jika salah satunya dipicu kenaikan harga BBM. Karena biaya transportasi otomatis naik.
"Tapi sebenarnya kenaikan bukan semata-mata karena kenaikan BBM. Pedagang juga ada yang berspekulasi menaikkan harga menjelang Ramadan," jelasnya.
Ferry pun mengingatkan para pedagang untuk tidak berspekulasi menaikkan harga dengan drastis. Sebab, daya beli masyarakat terbatas. Jika harga terlalu mahal, pedagang pun bisa kehilangan konsumen. Dampaknya, pedagang juga akan merugi.
"Masyarakat kita daya belinya terbatas. Apalagi sekarang tahun ajaran baru. Masyarakat juga pasti mempertimbangkan untuk membeli pakaian, makanan, dan kebutuhan sekolah anak-anaknya," ujar dia.
Kepada masyarakat, Ferry mengimbau jangan sampai terjadi panic buying dengan cara memborong barang, terutama untuk kebutuhan pokok. Sebab dari hasil pemantauan, hampir semua stok kebutuhan pokok masyarakat cukup aman hingga setelah Lebaran.
"Saya mengimbau kepada pedagang untuk tidak melakukan spekulasi harga, masyarakat juga tidak panic buying karena stok cukup aman," imbaunya.
Dia mencontohkan untuk kebutuhan pokok, rata-rata di gudang sudah aman dengan jumlah dua kali lipat. Untuk pakaian, para pengusaha sudah menyimpan stok pakaian dewasa tiga hingga empat kali lipat. Sedangkan untuk pakaian anak mencapai enam kali lipat.
Sementara untuk SPBU, khususnya di Bandung, hasil pemantauan menunjukkan SPBU melayani konsumen dengan lancar. Persediaan BBM pun dipastikan aman untuk kebutuhan masyarakat. "Walaupun harganya naik, masyarakat jangan khawatir karena stoknya aman," pungkas Ferry.
(izz)