BTL Nanggulan nyerah, tarif instalasi turun 80%
A
A
A
Sindonews.com – Biro Teknik Listrik (BTL) Nanggulan yang diduga mengintimidasi warga Wonotawang, Sidoharjo, Samigaluh karena mempersoalkan tarif pemasangan instalasi listrik, akhirnya menyerah. BTL rela menurunkan tarif hingga 80 persen.
Kepala BTL Nanggulan, Rusmanto mengatakan, persoalan tarif pemasangan instalasi listrik dengan warga Wonotawang telah selesai. BTL akhirnya sepakat hanya mengenakan tarif pemasangan instalasi Rp1,8 juta saja untuk daya 900 volt amphere (VA). Padahal sebelumnya dipatok Rp2,7 juta.
“Sudah selesai dan sepakat hanya Rp1,8 juta untuk daya 900 VA. Sekarang pemasangan instalasi sedang diproses. Dan saya juga dapat kompensasi untuk proses pengurusannya sejak awal sampai sekarang dipasang,” kata Rusmanto, Kamis (27/6/2013).
Menurut dia, tidak hanya soal harga, dari 40 KK yang ada di wilayah terisolasi itu, hanya 13 KK saja yang akan dikenai beban biaya. Sedangkan 27 KK sisanya dibebaskan karena mendapat bantuan dari program jaminan kesejahteraan masyarakat yang dikelola DPU.
“27 KK dapat subsidi dari program jamkesmas, tapi bukan jaminan kesehatan. Ini yang mengelola DPU untuk program listrik desa di wilayah pedalaman yang terisolir. Jadi nanti hanya 13 saja yang bayar,” terangnya.
Antok, salah satu warga mengakui persoalan dengan BTL sudah selesai. Tarif pemasangan instalasi listrik akhirnya turun hingga 80 persen setelah melalui polemik yang berkepanjangan. Kini, warga senang karena bisa menikmati aliran listrik yang diidamkan sejak lama.
“Kami juga berterima kasih kepada media yang sudah membantu kami. Tanpa dukungan media, mungkin tarif pemasangan juga tidak turun dan sampai sekarang kami belum bisa menikmati listrik,” katanya.
Kepala BTL Nanggulan, Rusmanto mengatakan, persoalan tarif pemasangan instalasi listrik dengan warga Wonotawang telah selesai. BTL akhirnya sepakat hanya mengenakan tarif pemasangan instalasi Rp1,8 juta saja untuk daya 900 volt amphere (VA). Padahal sebelumnya dipatok Rp2,7 juta.
“Sudah selesai dan sepakat hanya Rp1,8 juta untuk daya 900 VA. Sekarang pemasangan instalasi sedang diproses. Dan saya juga dapat kompensasi untuk proses pengurusannya sejak awal sampai sekarang dipasang,” kata Rusmanto, Kamis (27/6/2013).
Menurut dia, tidak hanya soal harga, dari 40 KK yang ada di wilayah terisolasi itu, hanya 13 KK saja yang akan dikenai beban biaya. Sedangkan 27 KK sisanya dibebaskan karena mendapat bantuan dari program jaminan kesejahteraan masyarakat yang dikelola DPU.
“27 KK dapat subsidi dari program jamkesmas, tapi bukan jaminan kesehatan. Ini yang mengelola DPU untuk program listrik desa di wilayah pedalaman yang terisolir. Jadi nanti hanya 13 saja yang bayar,” terangnya.
Antok, salah satu warga mengakui persoalan dengan BTL sudah selesai. Tarif pemasangan instalasi listrik akhirnya turun hingga 80 persen setelah melalui polemik yang berkepanjangan. Kini, warga senang karena bisa menikmati aliran listrik yang diidamkan sejak lama.
“Kami juga berterima kasih kepada media yang sudah membantu kami. Tanpa dukungan media, mungkin tarif pemasangan juga tidak turun dan sampai sekarang kami belum bisa menikmati listrik,” katanya.
(gpr)