Bayar utang, BUMI siap jual aset-asetnya
A
A
A
Sindonews.com - Dari sekian banyak utang yang dimiliki perseroan, manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyatakan hanya baru akan membayar utang-utang yang jatuh tempo pada Agustus sebesar USD150 juta.
"Laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) perseroan masih memungkinkan untuk membayar utang dan anggaran belanja modal di tahun ini," ujar Direktur dan Seketaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Dikatakannya pula, untuk pembayarannya nanti, perseroan akan melakukan penjualan aset untuk melunasi utang-utang tersebut. Langkah tersebut diambil manajemen setelah mempertimbangkan kondisi harga jual batu bara yang saat ini sedang mengalami penurunan.
"Harga batu bara mengalami penurunan, hal yang paling logis yang dapat kami lakukan untuk membayar utang tersebut adalah menukar utang menjadi aset, pendanaan dari kas internal, mendapatkan pinjaman dari pihak lain, serta melakukan monetisasi aset," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, RUPST BUMI menyetujui laporan keuangan 2012 perseroan dengan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava mengatakan, di tahun ini perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham lantaran perseroan menderita peningkatan rugi bersih menjadi USD666,209 juta dari sebelumnya mendapatkan laba USD216,290 juta di 2011.
"Kenaikan rugi bersih tersebut terjadi karena beberapa faktor, pertama adalah penurunan harga jual batu bara dunia di sepanjang tahun lalu," kata Dileep di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Kerugian yang diderita perseroan tampaknya pantas, mengingat harga jual batu bara dunia di 2012 memang mengalami penurunan menjadi USD81,5 per metrik ton dari USD92,3 juta metrik ton. Selain itu, pendapatan perusahaan juga turun 5 persen menjadi USD3,8 miliar dari USD4 miliar.
"Laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) perseroan masih memungkinkan untuk membayar utang dan anggaran belanja modal di tahun ini," ujar Direktur dan Seketaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Dikatakannya pula, untuk pembayarannya nanti, perseroan akan melakukan penjualan aset untuk melunasi utang-utang tersebut. Langkah tersebut diambil manajemen setelah mempertimbangkan kondisi harga jual batu bara yang saat ini sedang mengalami penurunan.
"Harga batu bara mengalami penurunan, hal yang paling logis yang dapat kami lakukan untuk membayar utang tersebut adalah menukar utang menjadi aset, pendanaan dari kas internal, mendapatkan pinjaman dari pihak lain, serta melakukan monetisasi aset," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, RUPST BUMI menyetujui laporan keuangan 2012 perseroan dengan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava mengatakan, di tahun ini perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham lantaran perseroan menderita peningkatan rugi bersih menjadi USD666,209 juta dari sebelumnya mendapatkan laba USD216,290 juta di 2011.
"Kenaikan rugi bersih tersebut terjadi karena beberapa faktor, pertama adalah penurunan harga jual batu bara dunia di sepanjang tahun lalu," kata Dileep di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Kerugian yang diderita perseroan tampaknya pantas, mengingat harga jual batu bara dunia di 2012 memang mengalami penurunan menjadi USD81,5 per metrik ton dari USD92,3 juta metrik ton. Selain itu, pendapatan perusahaan juga turun 5 persen menjadi USD3,8 miliar dari USD4 miliar.
(gpr)