Penjualan mobil diprediksi naik saat Ramadan
A
A
A
Sindonews.com - Penjualan mobil pada momen Ramadan diperkirakan cukup tinggi, walaupun penjualan di bayang-bayangi pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Regional Manager PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Jabar, Jhonson Sitorus mengatakan, penjualan mobil jelang musim arus mudik/Ramadan dipastikan meningkat. Kondisi tersebut, lanjut dia terjadi hampir setiap tahun.
"Tahun ini, penjualan mobil saat Ramadan diperkirakan naik, walaupun di bayang-bayangi pasca kenaikan harga BBM. Biasanya, penjualan Daihatsu naik sekitar 20 persen dari penjualan bulan sebelumnya," jelas Jhonson pada acara Bursa Oto Seken (BOS) di Lotte Marta, Bandung, Minggu (30/6/2013).
Menurutnya, peningkataan permintaan mobil terjadi untuk mobil baru atau mobil bekas. Masyarakat cenderung akan membeli mobil untuk keperluan mudik atau memiliki barang baru.
"Peningkatan penjualan terjadi karena masyarakat yang berencana membeli mobil di akhir tahun atau setelah Lebaran, di majukan saat jelang Lebaran," beber dia.
Perilaku tersebut, kata Jhonson, tampak pada perlambatan pembelian mobil pasca Lebaran dan akan kembali normal jelang akhir tahun.
Pihaknya menilai, kenaikan harga BBM subsidi, diprediksi tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan mobil. Salah satu pola yang mendongkrak penjualan yaitu jual tambah (trade in).
Pada Ramadan, konsumen yang melakukan trade in dipastikan tumbuh sekitar 40 persen. Angka tersebut cukup tinggi, mengingat 30 persen penjualan mobil di Jabar dilakukan dengan cara trade in.
Regional Manager PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Jabar, Jhonson Sitorus mengatakan, penjualan mobil jelang musim arus mudik/Ramadan dipastikan meningkat. Kondisi tersebut, lanjut dia terjadi hampir setiap tahun.
"Tahun ini, penjualan mobil saat Ramadan diperkirakan naik, walaupun di bayang-bayangi pasca kenaikan harga BBM. Biasanya, penjualan Daihatsu naik sekitar 20 persen dari penjualan bulan sebelumnya," jelas Jhonson pada acara Bursa Oto Seken (BOS) di Lotte Marta, Bandung, Minggu (30/6/2013).
Menurutnya, peningkataan permintaan mobil terjadi untuk mobil baru atau mobil bekas. Masyarakat cenderung akan membeli mobil untuk keperluan mudik atau memiliki barang baru.
"Peningkatan penjualan terjadi karena masyarakat yang berencana membeli mobil di akhir tahun atau setelah Lebaran, di majukan saat jelang Lebaran," beber dia.
Perilaku tersebut, kata Jhonson, tampak pada perlambatan pembelian mobil pasca Lebaran dan akan kembali normal jelang akhir tahun.
Pihaknya menilai, kenaikan harga BBM subsidi, diprediksi tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan mobil. Salah satu pola yang mendongkrak penjualan yaitu jual tambah (trade in).
Pada Ramadan, konsumen yang melakukan trade in dipastikan tumbuh sekitar 40 persen. Angka tersebut cukup tinggi, mengingat 30 persen penjualan mobil di Jabar dilakukan dengan cara trade in.
(izz)