Kadin dorong investasi sektor efisiensi energi
A
A
A
Sindonews.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, tingginya penggunaan energi di kawasan industri dan perkotaan dalam menyokong kegiatan perekonomian menuntut adanya inovasi.
Inovasi tersebut dalam konsep desain infrastruktur dan bangunan yang ramah lingkungan dengan penggunaan energi yang efektif. Tuntutan atas kebutuhan tersebut di era modern dewasa ini membawa peluang bagi pelaku usaha untuk melakukan investasi dalam efiensi energi baik untuk bangunan maupun kawasan industri.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, bangunan dari berbagai jenis apapun hampir 40 persen menggunakan energi global.
Bahkan, kata dia, bisa lebih jika energi yang dikonsumsi selama proses konstruksi bangunan dimasukkan. Maka akan menjadi lebih dari 50 persen dari konsumsi energi dunia.
"Penggunaan energi memang harus diefektifkan dan sebenarnya ada peluang bagi investor untuk mulai melakukan investasi dalam sektor efisiensi energi," kata dia dalam rilisnya, Kamis (4/7/2013).
Menurutnya, peluang investasi itu bisa cukup besar karena memiliki social cost yang rendah dengan pengembalian yang tinggi atas nilai investasi yang diharapkan.
Senada dengan Shinta, Duta Besar Austria di Indonesia, Andreas Karabaczek mengatakan, pada dasarnya selain kebutuhan efisiensi dari segi ekonomi, efisiensi energi pada bangunan terutama di perkotaan juga disebabkan adanya kebutuhan personal comfort dan psychological issue.
Kadin mengapresiasi terhadap pemerintah Indonesia yang mengakui perubahan iklim sebagai kunci dalam pembangunan ekonomi dan perencanaan. Bahkan, Indonesia memiliki komitmen politik yang kuat untuk mengurangi emisi CO2.
Atas dasar itu, kalangan dunia usaha ikut terlibat dalam beberapa kebijakan dan inisiatif yang telah dikembangkan.
"Apapun tantangan dalam melaksanakan kebijakan masing-masing, tugas utama sektor bisnis adalah mengembangkan strategi, atau membuat pendekatan baru dalam menerapkan komponen keberlanjutan yang menguntungkan baik untuk bisnis maupun lingkungan," jelas Shinta.
Inovasi tersebut dalam konsep desain infrastruktur dan bangunan yang ramah lingkungan dengan penggunaan energi yang efektif. Tuntutan atas kebutuhan tersebut di era modern dewasa ini membawa peluang bagi pelaku usaha untuk melakukan investasi dalam efiensi energi baik untuk bangunan maupun kawasan industri.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, bangunan dari berbagai jenis apapun hampir 40 persen menggunakan energi global.
Bahkan, kata dia, bisa lebih jika energi yang dikonsumsi selama proses konstruksi bangunan dimasukkan. Maka akan menjadi lebih dari 50 persen dari konsumsi energi dunia.
"Penggunaan energi memang harus diefektifkan dan sebenarnya ada peluang bagi investor untuk mulai melakukan investasi dalam sektor efisiensi energi," kata dia dalam rilisnya, Kamis (4/7/2013).
Menurutnya, peluang investasi itu bisa cukup besar karena memiliki social cost yang rendah dengan pengembalian yang tinggi atas nilai investasi yang diharapkan.
Senada dengan Shinta, Duta Besar Austria di Indonesia, Andreas Karabaczek mengatakan, pada dasarnya selain kebutuhan efisiensi dari segi ekonomi, efisiensi energi pada bangunan terutama di perkotaan juga disebabkan adanya kebutuhan personal comfort dan psychological issue.
Kadin mengapresiasi terhadap pemerintah Indonesia yang mengakui perubahan iklim sebagai kunci dalam pembangunan ekonomi dan perencanaan. Bahkan, Indonesia memiliki komitmen politik yang kuat untuk mengurangi emisi CO2.
Atas dasar itu, kalangan dunia usaha ikut terlibat dalam beberapa kebijakan dan inisiatif yang telah dikembangkan.
"Apapun tantangan dalam melaksanakan kebijakan masing-masing, tugas utama sektor bisnis adalah mengembangkan strategi, atau membuat pendekatan baru dalam menerapkan komponen keberlanjutan yang menguntungkan baik untuk bisnis maupun lingkungan," jelas Shinta.
(izz)