Danamon Syariah targetkan spin off di 2015
A
A
A
Sindonews.com - Unit usaha syariah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Danamon Syariah, menargetkan melaksanakan pemisahan (spin off) pada 2015. Unit usaha tersebut telah mencatat aset mencapai Rp2,4 triliun hingga Juni 2013. Perseroan menargetkan akan meningkatkan aset menjadi Rp3 triliun hingga akhir tahun.
Direktur Danamon Syariah Herry Hykmanto mengatakan, aset ditargetkan akan mencapai Rp6 triliun pada 2015 nanti. Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mencapai Rp1,8 triliun, termasuk dana tambahan dari induk usaha. Sementara pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp1,7 triliun.
Kedepan, perseroan akan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
"Kekurangan SDM yang memadai dapat mempersulit pengembangan bisnis Danamon Syariah kedepan," ujar Herry dalam acara Pemberdayaan Masyarakat dari Yayasan Danamon Peduli di Kampung Marunda, Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Dia juga mengatakan, tahun ini, Danamon Syariah masih fokus pada kegiatan produktif seperti usaha kecil dan menengah serta koperasi karyawan. Selain itu, perseroan juga akan menyalurkan pembiayaan di sektor UKM, koperasi karyawan, dan modal kerja.
"Porsi yang produktif 86 persen, sedangkan konsumer berasal dari gadai emas 10 persen atau Rp2 miliar," katanya.
Permodalan Danamon Syariah disebutnya sudah mencapai Rp285 miliar hingga semester pertama. Target permodalan hingga akhir tahun Rp350 miliar, dan diharapkan mencapai Rp450 miliar di akhir tahun.
Modal ditargetkan menjadi Rp1,5 triliun saat Danamon Syariah mengalami spin off pada 2015. "Tahun 2015 kami targetkan permodalan mencapai Rp1,5 triliun," ujarnya.
Danamon Syariah akan lebih dulu fokus pada cabang sebelum akhirnya melakukan spin off. Saat ini Danamon Syariah memiliki 160 kantor cabang. Selain cabang, perseroan juga akan terus melengkapi produk-produk syariah yang ada.
"Kami akan menjadi bank umum syariah (BUS) kalau aset sudah mencapai Rp6 triliun. Status kantor cabang hanya 25, sisanya kantor pembantu," ucapnya.
Direktur Danamon Syariah Herry Hykmanto mengatakan, aset ditargetkan akan mencapai Rp6 triliun pada 2015 nanti. Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mencapai Rp1,8 triliun, termasuk dana tambahan dari induk usaha. Sementara pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp1,7 triliun.
Kedepan, perseroan akan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
"Kekurangan SDM yang memadai dapat mempersulit pengembangan bisnis Danamon Syariah kedepan," ujar Herry dalam acara Pemberdayaan Masyarakat dari Yayasan Danamon Peduli di Kampung Marunda, Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Dia juga mengatakan, tahun ini, Danamon Syariah masih fokus pada kegiatan produktif seperti usaha kecil dan menengah serta koperasi karyawan. Selain itu, perseroan juga akan menyalurkan pembiayaan di sektor UKM, koperasi karyawan, dan modal kerja.
"Porsi yang produktif 86 persen, sedangkan konsumer berasal dari gadai emas 10 persen atau Rp2 miliar," katanya.
Permodalan Danamon Syariah disebutnya sudah mencapai Rp285 miliar hingga semester pertama. Target permodalan hingga akhir tahun Rp350 miliar, dan diharapkan mencapai Rp450 miliar di akhir tahun.
Modal ditargetkan menjadi Rp1,5 triliun saat Danamon Syariah mengalami spin off pada 2015. "Tahun 2015 kami targetkan permodalan mencapai Rp1,5 triliun," ujarnya.
Danamon Syariah akan lebih dulu fokus pada cabang sebelum akhirnya melakukan spin off. Saat ini Danamon Syariah memiliki 160 kantor cabang. Selain cabang, perseroan juga akan terus melengkapi produk-produk syariah yang ada.
"Kami akan menjadi bank umum syariah (BUS) kalau aset sudah mencapai Rp6 triliun. Status kantor cabang hanya 25, sisanya kantor pembantu," ucapnya.
(gpr)