AXA Mandiri edukasi pasar lewat mal
A
A
A
Sindonews.com - PT AXA Mandiri Financial Services memberikan sesi konsultasi minat dan bakat anak serta perencanaan keuangan keluarga dalam Discovery Kids. Acara tersebut diselenggarakan oleh Discovery Channel dan Senayan City yang bekerjasama dengan Bank Mandiri sebagai Bank Partner.
Director of Marketing and Alternate Distribution AXA Mandiri Handayani mengatakan partisipasi ini sebagai bentuk dukungan untuk pengembangan pendidikan dan kreativitas anak. Acara ini juga dapat menjadi alternatif hiburan sepanjang liburan sekolah.
"Kami menyediakan fasilitas analisa sidik jari dimana orang tua dapat mengetahui minat bakat anaknya. Kami ingin kedepan asuransi menjadi gaya hidup, dan tidak dianggap berat," ujar Handayani dalam jumpa pers di Senayan City, Jakarta, Jumat (5/7/2013).
Dalam acara ini, AXA Mandiri memberikan perlindungan gratis senilai Rp25 juta kepada pengunjung booth analisa sidik jari AXA Mandiri. Dia juga mengatakan saat ini keluarga Indonesia sudah menyadari pentingnya asuransi pendidikan sejak dini.
Perseroan akan menawarkan beberapa produk asuransi pendidikan untuk melayani nasabahnya. Beberapa produk asuransi pendidikan ditawarkan dengan premi bulanan mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1 juta.
"Komposisi produk unitlink masih mendominasi 80 persen karena memberikan return dan juga perlindungan. Sementara produk healthcare baru sekitar 20 persen," terangnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, perseroan melayani kebutuhan asuransi pendidikan sesuai ekspektasi para orangtua. Misalnya dia mengatakan untuk orangtua yang ingin anaknya berkuliah di AS, maka persiapannya akan berbeda dengan yang di dalam negeri. Selain itu juga secara jangka waktu dan usia orang tua akan menjadi pertimbangan.
"Semakin panjang jangka waktunya maka akan semakin ringan cicilannya. Masyarakat harus menyadari kenaikan biaya pendidikan 2 persen setiap tahunnya," ujarnya.
Selain asuransi pendidikan, dia juga mengatakan perseroan akan mendorong kontribusi asuransi healthcare. Hal ini untuk menyambut aturan BPJS yang akan menjamin kebutuhan dasar masyarakat. Namun masih akan ada pasar untuk kelas menengah atas yang membutuhkan perlindungan lebih.
"Masyarakat juga tidak bisa memprediksi kapan mereka akan sakit. Sehingga mereka akan sangat kerepotan apabila harus menyiapkan biaya pengobatan yang besar dalam waktu singkat," ujarnya.
Director of Marketing and Alternate Distribution AXA Mandiri Handayani mengatakan partisipasi ini sebagai bentuk dukungan untuk pengembangan pendidikan dan kreativitas anak. Acara ini juga dapat menjadi alternatif hiburan sepanjang liburan sekolah.
"Kami menyediakan fasilitas analisa sidik jari dimana orang tua dapat mengetahui minat bakat anaknya. Kami ingin kedepan asuransi menjadi gaya hidup, dan tidak dianggap berat," ujar Handayani dalam jumpa pers di Senayan City, Jakarta, Jumat (5/7/2013).
Dalam acara ini, AXA Mandiri memberikan perlindungan gratis senilai Rp25 juta kepada pengunjung booth analisa sidik jari AXA Mandiri. Dia juga mengatakan saat ini keluarga Indonesia sudah menyadari pentingnya asuransi pendidikan sejak dini.
Perseroan akan menawarkan beberapa produk asuransi pendidikan untuk melayani nasabahnya. Beberapa produk asuransi pendidikan ditawarkan dengan premi bulanan mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1 juta.
"Komposisi produk unitlink masih mendominasi 80 persen karena memberikan return dan juga perlindungan. Sementara produk healthcare baru sekitar 20 persen," terangnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, perseroan melayani kebutuhan asuransi pendidikan sesuai ekspektasi para orangtua. Misalnya dia mengatakan untuk orangtua yang ingin anaknya berkuliah di AS, maka persiapannya akan berbeda dengan yang di dalam negeri. Selain itu juga secara jangka waktu dan usia orang tua akan menjadi pertimbangan.
"Semakin panjang jangka waktunya maka akan semakin ringan cicilannya. Masyarakat harus menyadari kenaikan biaya pendidikan 2 persen setiap tahunnya," ujarnya.
Selain asuransi pendidikan, dia juga mengatakan perseroan akan mendorong kontribusi asuransi healthcare. Hal ini untuk menyambut aturan BPJS yang akan menjamin kebutuhan dasar masyarakat. Namun masih akan ada pasar untuk kelas menengah atas yang membutuhkan perlindungan lebih.
"Masyarakat juga tidak bisa memprediksi kapan mereka akan sakit. Sehingga mereka akan sangat kerepotan apabila harus menyiapkan biaya pengobatan yang besar dalam waktu singkat," ujarnya.
(gpr)