Laba turun, AALI akan genjot produksi CPO
A
A
A
Sindonews.com - Emiten produksi Crude Palm Oil (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan produksi CPO mencapai 704.211 ton hingga Juni tahun ini. Angka ini meningkat 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 636.497 ton.
Investor Relations AALI, Rudy Limardjo mengatakan, produksi tandan buah segar (TBS) perseroan mencatat penurunan sebesar 2,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dia menyebutkan untuk area Sumatera mengalami penurunan sebesar 4 persen dengan kontribusi sebesar 41,9 persen dari total produksi. Sementara wilayah Kalimantan turun 1,5 persen atau menyumbang 38,6 persen dari total.
"Wilayah Sulawesi masih memberikan peningkatan produksi sebesar 0,6 persen atau berkontribusi sebesar 19,5 persen," ujar Rudy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/7/2013).
Sementara itu, Direktur Keuangan AALI Santosa mengatakan, pendapatan bersih perseroan mengalami kenaikan sebesar 5,52 persen pada kuartal pertama tahun ini. Pendapatan bersih perseroan mencapai Rp2,72 triliun, sementara tahun sebelumnya sebesar Rp2,58 triliun.
Sedangkan laba bruto perseroan turun menjadi Rp714,29 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp738,94 miliar. "Di kuartal pertama tahun ini perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 5,69 persen sebesar Rp377,90 miliar," ujar Santosa.
Sepanjang kuartal pertama, beban pokok pendapatan perseroan naik menjadi Rp2 triliun dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,84 triliun. Beban umum dan administrasi perseroan naik menjadi Rp135,74 miliar pada kuartal pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp131,12 miliar. Beban penjualan perseroan naik menjadi Rp116,70 miliar pada kuartal pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp77,2 miliar.
Sebelumnya, perseroan juga menjelaskan saat ini masih belum bisa memproyeksikan produksi dan laba hingga akhir tahun ini. Hal ini akan tergantung harga CPO yang masih lebih rendah dari kuartal pertama tahun lalu. Namun sejak awal tahun harga CPO sudah mulai bergerak naik dari Rp6100/kg menjadi Rp6700/kg. Perseroan berharap hingga akhir tahun perseroan bisa mendapatkan harga di atas Rp7000/kg supaya bisa menguntungkan.
Perseroan sepanjang kuartal pertama telah meningkatkan luar areal kebun sawit menjadi 274,2 ribu ha. Dari areal tersebut kebun inti seluas 213,8 ha dan kebun plasma seluas 60,4 ribu ha. Areal produktif mencapai 235,7 ribu ha, sedangkan yang belum produktif seluas 38,4 ribu ha.
Investor Relations AALI, Rudy Limardjo mengatakan, produksi tandan buah segar (TBS) perseroan mencatat penurunan sebesar 2,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dia menyebutkan untuk area Sumatera mengalami penurunan sebesar 4 persen dengan kontribusi sebesar 41,9 persen dari total produksi. Sementara wilayah Kalimantan turun 1,5 persen atau menyumbang 38,6 persen dari total.
"Wilayah Sulawesi masih memberikan peningkatan produksi sebesar 0,6 persen atau berkontribusi sebesar 19,5 persen," ujar Rudy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/7/2013).
Sementara itu, Direktur Keuangan AALI Santosa mengatakan, pendapatan bersih perseroan mengalami kenaikan sebesar 5,52 persen pada kuartal pertama tahun ini. Pendapatan bersih perseroan mencapai Rp2,72 triliun, sementara tahun sebelumnya sebesar Rp2,58 triliun.
Sedangkan laba bruto perseroan turun menjadi Rp714,29 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp738,94 miliar. "Di kuartal pertama tahun ini perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 5,69 persen sebesar Rp377,90 miliar," ujar Santosa.
Sepanjang kuartal pertama, beban pokok pendapatan perseroan naik menjadi Rp2 triliun dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,84 triliun. Beban umum dan administrasi perseroan naik menjadi Rp135,74 miliar pada kuartal pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp131,12 miliar. Beban penjualan perseroan naik menjadi Rp116,70 miliar pada kuartal pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp77,2 miliar.
Sebelumnya, perseroan juga menjelaskan saat ini masih belum bisa memproyeksikan produksi dan laba hingga akhir tahun ini. Hal ini akan tergantung harga CPO yang masih lebih rendah dari kuartal pertama tahun lalu. Namun sejak awal tahun harga CPO sudah mulai bergerak naik dari Rp6100/kg menjadi Rp6700/kg. Perseroan berharap hingga akhir tahun perseroan bisa mendapatkan harga di atas Rp7000/kg supaya bisa menguntungkan.
Perseroan sepanjang kuartal pertama telah meningkatkan luar areal kebun sawit menjadi 274,2 ribu ha. Dari areal tersebut kebun inti seluas 213,8 ha dan kebun plasma seluas 60,4 ribu ha. Areal produktif mencapai 235,7 ribu ha, sedangkan yang belum produktif seluas 38,4 ribu ha.
(gpr)