Australia janji hidupkan sektor industri otomotif
A
A
A
Sindonews.com - Jatuhnya sektor pertambangan membuat pemerintah Australia harus memutar otak mengantisipasi runtuhnya perekonomian di sektor lain. Salah satunya adalah industri otomotif.
Australia berjanji melanjutkan dukungan terhadap industri manufaktur mobil di tengah laporan anak perusahaan General Motors Holden, mencari paket bailout besar.
Tingginya biaya manufaktur di Australia dan mata uang lokal yang kuat membuat perusahaan mobil dalam negeri sulit bersaing dengan kendaraan impor yang lebih murah. Bahkan, pada Mei lalu, Ford telah mengumumkan akan menutup pabrik di negara tersebut pada 2016.
Holden, pada April mengumumkan rencana memangkas 500 pekerja. Sebagai salah satu dari dua pemain utama yang tersisa bersama dengan Toyota, mereka mengatakan, tengah melakukan segala daya untuk mengamankan masa depan operasi lokal.
Surat kabar The Australian melaporkan, mereka mengharapkan tambahan 265 juta dolar Australia (USD245 juta) dari pemerintah untuk bertahan hidup, selain 275 juta dolar AS yang dijanjikan tahun lalu.
"Kami sedang dalam diskusi dekat dan konstan dengan kedua sisi politik - di tingkat negara bagian dan federal - tetapi tidak dalam posisi untuk publik mengomentari rincian dari diskusi tersebut," kata juru bicara perusahaan.
Menteri Perindustrian Kim Carr menolak mengkonfirmasi atau menyangkal subsidi masa depan, tetapi menyatakan, "Apa yang bisa saya katakan ... adalah pemerintah buruh benar-benar berkomitmen untuk memastikan kita memiliki industri otomotif yang makmur di Australia."
Sektor manufaktur otomotif mempekerjakan lebih dari 50.000 orang di Australia dan 250.000 orang di industri terkait.
Canberra memperpanjang bailout 3,2 miliar dolar Australia ke sektor yang sakit pada puncak krisis ekonomi global, dan menyediakan jalur hidup tambahan untuk Ford dan Holden pada tahun lalu.
Australia berjanji melanjutkan dukungan terhadap industri manufaktur mobil di tengah laporan anak perusahaan General Motors Holden, mencari paket bailout besar.
Tingginya biaya manufaktur di Australia dan mata uang lokal yang kuat membuat perusahaan mobil dalam negeri sulit bersaing dengan kendaraan impor yang lebih murah. Bahkan, pada Mei lalu, Ford telah mengumumkan akan menutup pabrik di negara tersebut pada 2016.
Holden, pada April mengumumkan rencana memangkas 500 pekerja. Sebagai salah satu dari dua pemain utama yang tersisa bersama dengan Toyota, mereka mengatakan, tengah melakukan segala daya untuk mengamankan masa depan operasi lokal.
Surat kabar The Australian melaporkan, mereka mengharapkan tambahan 265 juta dolar Australia (USD245 juta) dari pemerintah untuk bertahan hidup, selain 275 juta dolar AS yang dijanjikan tahun lalu.
"Kami sedang dalam diskusi dekat dan konstan dengan kedua sisi politik - di tingkat negara bagian dan federal - tetapi tidak dalam posisi untuk publik mengomentari rincian dari diskusi tersebut," kata juru bicara perusahaan.
Menteri Perindustrian Kim Carr menolak mengkonfirmasi atau menyangkal subsidi masa depan, tetapi menyatakan, "Apa yang bisa saya katakan ... adalah pemerintah buruh benar-benar berkomitmen untuk memastikan kita memiliki industri otomotif yang makmur di Australia."
Sektor manufaktur otomotif mempekerjakan lebih dari 50.000 orang di Australia dan 250.000 orang di industri terkait.
Canberra memperpanjang bailout 3,2 miliar dolar Australia ke sektor yang sakit pada puncak krisis ekonomi global, dan menyediakan jalur hidup tambahan untuk Ford dan Holden pada tahun lalu.
(dmd)